Pages

Selasa, 30 Agustus 2016

Ketika Hafalan Al-Qur’an Perlahan Hilang

Sumber gambar: dream.co.id

Ketika hafalan perlahan hilang, cukuplah satu ayat yang terlupa dari hafalan yang ada sebagai teguran keras dari Allah pada diri seorang penghafal qur’an. Teringat akan wejangan ustadz bahwa Al-Qur’an itu suci dan hanya mau melekat di hati orang-orang yang suci (selalu berusaha menjaga kesucian diri dari dosa dan kesalahan. Al-qur’an itu sensitif dan sangat cemburu ketika ia tak lagi prioritas dan tidk dijaga dengan baik.

Hafalan yang benar-benar lancar tanpa cacat akan sangat terasa nikmatnya ketika muraja’ah atau mengulang hafalan. Lalu bagaimana seandainya terlupa tidak hanya satu atau dua ayat, tapi satu atau dua juz bahkan lebih? Seakan-akan hafalan tersebut hilang visualisasinya dalam memori saat lisan tak lagi bisa melantunkannya secara refleks.

Cukuplah itu sebagai tanda bahwa ada yang salah dengan perlakuan kita, ada yang salah dari manajemen waktu dan kesibukan kita, ada malam yang mungkin sering terlewatkan dari kegiatan menjaga Al-Qur’an, ada hati yang sering terlenakan, frekuensi muraja’ah dan tilawah yang tak berimbang, dan mungkin ada yang dosa dan kesalahan yang dilakukan.

Evaluasi diri dan segera lakukan perbaikan bagaimanapun caranya agar Allah mengembalikan lagi kepercayaan-Nya pada diri kita.  Karena menghafal adalah sebuah proses perjuangan, ia tidak mungkin bisa diperjuangkan dengan ala kadarnya. Kenapa berjuang itu manis ?  karena ada niat yang harus senantiasa harus diluruskan dan diperbarui, ada pengorbanan yang harus terus dilakukan, juga ada cinta yang selalu meminta untuk dibuktikan.

Ya Allah jika nanti telah habis masa kami di dunia ini, ingin rasanya diri ini engkau panggil dalam kondisi khusnul khatimah, dengan simpanan ayat-ayat Al-Qur’an yang sempurna, teramalkan, lagi terjaga dengan baik.

Tepuk dada Tanya iman .. lalu bagaimana hafalan kita ?  Mari sama-sama kita perbaiki hafalan kita ..

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer