Pages

Rabu, 19 Agustus 2015

CIntaku Tak Pernah Padam Kepadamu, Al-Qur'an

Sumber gambar: alif.id

Al-Qur’an sebagai kitab pedoman oleh seorang muslim sepantasnya untuk dicintai dengan cara dipelajari, dibaca, dan diamalkan, serta diajarkan kepada sesama. Sebab, jika kita mencintai kalamullah yang mulia itu, kita juga akan dapat mencintai Allah swt. Karena dua hal itu saling berkaitan yang tidak mungkin dipisahkan. Cinta kepada yang satu menimbulkan cinta kepada yang lainnya. Seorang penyair berkata:

Awan, angin, bulan, matahari, dan langit senantiasa bekerja
Untuk memenuhi hajat-hajat manusia
Dan kamu jangan terjerumus dalam kelalaian
Semua makhluk bertugas melayanimu dengan penuh ketaatan
Maka tidaklah adil jika engkau tidak menaati Tuhan

Oleh sebab itu, hendaklah manusia taat kepada Allah swt. Dan menunaikan tugas-tugasnya. Sebagai peringatan kepada manusia, kadangkala Allah swt. mengubah keadaan-keadaan. Kadangkala hujan tidak turun seperti biasanya. Angin tidak berhembus seperti biasanya. Demikian pula yang terjadi pada gerhana matahari dan bulan, ada sedikit perubahan, sebagai peringatan bagi orang-orang yang lalai. Sungguh mengherankan, setelah semua itu diciptakan hanya untuk melayani manusia, ternyata semua itu tidak membuat manusia bertambah taat kepada Allah swt. Cintalah yang paling menunjang terwujudnya ketaatan dan kepatuhan.

“Sesungguhnya orang yang mencintai akan menaati yang dicintainya”

Menaati kekasih akan menjadi adatnya. Ketidaktaatan kepada kekasih akan terasa berat, sebagaimana sangat sulit baginya menaati seseorang yang tidak dicintainya. Cara untuk menumbuhkan cinta ialah dengan membayangkan keindahan dan kecantikannya, baik keindahan jasmani maupun ruhaninya. Jika melihat wajah yang cantik bisa menimbulkan cinta dengan serta merta, maka suara merdu pun terkadang dapat menyebabkan jatuh cinta, bagaikan kekuatan magnet.

Seorang penyair berkata:

Cinta tidak datang hanya dengan memandang wajah
Cinta terkadang dicapai dengan kata-kata yang indah

Cinta tidak selalu datang dari kecantikan wajah, kadangkala timbul dari ucapan yang berharga. Kadangkala, jika kita mendengar suara merdu dari satu arah, dan itu adalah kata-kata mutiara yang berharga, maka hal itu dapat menyebabkan kita tertarik kepadanya. Ahli seni cinta mengatakan bahwa agar timbul rasa cinta kepada seseorang, hendaklah kita selalu memikirkan segala kebaikan orang itu, sehingga hati kita tidak memberi tempat kepada yang lain, seperti dalam cinta alami yang datang tanpa diusahakan (dan tidak bisa ditolak).

Jika terlihat kecantikan wajah atau tangan seseorang, barulah ia tergerak untuk melihat anggota badannya yang lain, sehingga cintanya kian bertambah. Hati ingin semakin tenang, tetapi bukan ketenangan yang didapatkan. Dalam syair dikatakan :

“Makin diobati kian parah penyakitnya”

Seseorang yang menanam benih di ladang, lalu ia tidak mempedulikan pengairannya, maka tanaman itu tidak akan tumbuh. Begitu pula jika tanpa sengaja seseorang jatuh cinta, namun ia tidak merawat cintanya, jika tidak sekarang , mungkin besok cinta itu akan lenyap. Sebaliknya, jika ia selalu memperhatikannya, membayangkan bentuk, gerak, dan ucapan kekasihnya, maka cintanya akan bertambah.

Lihatlah uniknya sekolah cinta sejati
Mereka yang hapal pelajaran, justru tidak mendapatkan cuti

Bagi yang tidak hapal pelajaran, langsung boleh pulang. Semakin dalam engkau mengingatnya, engkau semakin terperangkap. Seseorang yang ingin menjalin cinta, hendaklah ia mencari keindahan dan daya tarik bagi hatinya. Jangan lewatkan apapun mengenainya. Ketahuilah segalanya. Jangan hanya tinggal diam dan berpuas hati dengan apa yang sudah diketahui, bahkan inginlah selalu bertambah mengetahuinya.

Allah swt. adalah sumber kecantikan dan keindahan yang hakiki. Tidak ada kecantikan dan keindahan di dunia ini, kecuali milik-Nya. Dialah kekasih yang cinta-Nya tidak akan pudar. Kecantikan-Nya tidak berbatas. Salah satu tanda kecantikan-Nya adalah firman-Nya. Perlukah kecantikan lainnya, jika hal itu sudah kita dapati pada kekasih kita? Siapakah yang benar-benar mencintai Al-Qur’an? Al-Qur’an tidak dapat dibandingkan dengan sesuatu apapun.

Duhai bunga, betapa riang aku bersamamu
Karena keharuman memenuhi dirimu

Selain itu, walaupun kita mengesampingkan dulu pertimbangan bahwa Al-Qur’an itu berasal dari Allah swt. dan merupakan sifat-Nya, maka dengan melihat hubungan Baginda Rasulullah saw. dengan Al-Qur’an. itu pun sudah cukup bagi setiap muslim untuk mencintai Al-Qur’an. Bukankah pertimbangan ini sudah cukup? Atau jika kita mengesampingkan pertimbangan ini pun, dan kita hanya memikirkan Al-Qur’an, maka apakah ada keindahan di dunia ini yang tidak didapati di dalam Al-Qur’an?

Begitu sempit batas penglihatanku
Dan bermacam-macam bunga kejelitaanmu
Dia yang memetik bunga-bunga dari tamanmu
Mengadu tenang ketidakberdayaan tangannya merengkuhmu
Begitu banyaknya gerak-gerikmu yang pantas dipuja dan yang memukau hatiku
Daya tarikmu tidak terbilang, sedangkan hatiku yang gelisah hanya Satu

Apabila para pembaca memperhatikan haditas-hadits di atas dengan sungguh-sungguh, maka tidak samar lagi bahwa tidak ada keindahan, kemegahan, kebanggan, dan kemewahan di dunia ini yang tidak digambarkan dalam hadits-hadits tersebut di atas

Dikutip Kitab Fadhillah Amal karya Maulana Muhammad al-Kandahlawi r.a.

Minggu, 16 Agustus 2015

Puisi: Goresan Kenangan

Sumber gambar: kompasiana.com

Ternyata Nadimu Tak Putus

Kusebut engkau sampan karena kau pandai berlayar
Kusebut kau burung karena kau pandai terbang
Kusebut kau kuda karena kau pandai berlari kencang
Kusebut kau bendera karena kau terus berkibar

Lalu apa yang harus aku sebut?  Hai pemuda?
Dimana pijakan tulang kuatmu?
Kemana arah darah merahmu mengalir
Sudah putuskah nadimu?

Ketahuilah pemuda berparas singa
Kekuatanmu adalah saat ini
Masamu konglomerat dunia
Kalau kau melangkah, bumi ini takut dan terancam

Kapan kau akan beradu?
Dunia ini menunggu amukan semangatmu
Medan perang disana..
Sudah panas menggebu

Dialog ini seakan tak putus, seperti nadimu
Lihat… lihat …!!!
Jangan menunggu dunia ini buta karenamu
Dunia ini menunggumu, wahai pemuda.

Peciku Warna Hitam

Apa yang kau bilang jika aku berdiri?
Apa yang kau bilang jika aku mendengkur?
Apa yang kau bilang jika aku jatuh?
Apa pula yang kau bilang jika aku mati?
Tegap penghormatanku padamu pertiwi
Punah kekuatanku padamu pertiwi
Mana pula yang harus aku rasakan?

Aku tak tahu
Negeri ini kehausan darahku
Darah muda, katanya
Apa pula bila darah ini terhenti mati?
Mati juga semua kekuatanku
Serentak jika darahku mengalir
Semangatku berkobar api
Negeri ini kembali tak kehausan
Karena peci hitamku untukmu wahai pertiwi

Sumber: Dirgantini, mahasiswa jurusan bimbingan dan koneseling islam fakultas dakwah dan ilmu komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

Jika benar kau ijinkan aku untuk membuka pintu kamarmu,
Setiap malam pasti aku akan mengirimimu sepasang nyala lilin yang teduh
Satu nyala dariku dan satunya lagi pesananmu

Kau memintaku untuk mengambil nyala kita bersamaan
Ketika tuhan masih sempat menatakan rapi pinjaman cerita untuk kita
Biarlah, ingin kutaruh sebagai pengganti nyala kunang-
kunang kota dalam canda petang yang pernah kita lalui malam itu
ketika pertama kali aku memberanikan bercerita tentang
mataku yang tersenyum melihat matamu
yang tak tahu akan kau buang atau bahkan kau kubur sedalam-dalam

Semoga ingatan rasa itu belum lupa
Dan permohonanku pun tak begitu mewah,
Aku hanya ingin menjadi spasi untuk menghindarkanmu sebelum titik
berkendara  pada seluas isi dan berdongeng lembut
untuk berteduh menidurkanmu

kampusikippgri, 310110, 05.34 pm

Aku ingin para nabi saja yang mengedit tulisanku,
Dan para malaikat asyik meminum kopi sambil membaca cerpen-cerpenku
Lalu aku ingin tidur nyenyak dalam telapak tangan bidadari pilihanku,
Sambil melukiskan doa-doa kecil sebagai garis telapak tangannya,
Agar sama-sama mengingat, satu sebagai creator dan
satunya lagi member kanvas,
Kekal bersama menemani satu menara,
sebagai rumah berteduh hasil pertemuan yang saling,
hingga selalu merindu, untuk tiba pada perpanjangan
kontrak menginap di surga.

Sarangkatahati, 280210, 09.28 pm

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer