Pages

Kamis, 30 Januari 2014

Belajar Ekologi Dari Burung


Begitulah mungkin pepatah orang dulu mengatakan betapa pentingnya lingkungan sekitar kita untuk kelangsungan hidup yang lebih baik. Burung selalu memilih pohon yang rindang yang memiliki banyak dedaunan, bersih dan nyaman untuk ditinggali, pastilah burung itu berpikiran sama seperti kita manusia yang suka terhadap lingkungan yang bersih, nyaman. Karena dengan bersih itu sendiri lingkungan akan menjadi enak untuk dirasakan manfaatnya untuk kesehatan kita sekalian.

Tetapi tampaknya sulit untuk menemui lingkungan yang demikian itu karena lingkungan pada saat ini sudah berubah trendnya menjadi lingkungan yang kotor, kumuh, dan panas. Hal ini dikarenakan banyak berbagai faktor mulai dari faktor manusianya itu sendiri yaitu kebiasaan merusak lingkungan seperti merusak alam dengan penebangan hutan sembarangan, membuka lahan baru dengan pembakaran lahan, membuang sampah sembarangan di sungai dan pemakaian gas-gas berbahaya pada parfum pewangi. Emisi gas buang kendaraan bermotor dan emisi pabrik-pabrik, serta isu Global Warming yang memanas juga menjadi masalah yang serius bagi pelestarian lingkungan di Indonesia saat ini.

Allah SWT. Berfirman :

Artinya:  Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.(Q.S. Al-A'raaf:56)

Ini semua menjadi masalah yang lebih komplek karena banyak manusia-manusia yang tidak peduli lagi terhadap pelestarian lingkungan hidup di Indonesia. Mereka semua hanya mementingkan dirinya sendiri dengan hanya ingin mendapatkan keuntungan komersial semata. Gejala-gejala ini cenderung meningkat dan sulit dibayangkan apabila masalah lingkungan ini diabaikan begitu saja. Peran pemerintah dan elemen-elemen pelestari lingkungan lainnya dibutuhkan untuk mengatsi masalah yang serius dan juga yang lebih penting adalah mengubah cara pandang kita terhadap kelestarian lingkungan ini menjadi cara pandang yang baru yang menjadikan kita sekalian sadar terhadap kelestarian lingkungan sekitar.

Memulai dari hal yang kecil itulah mungkin yang dapat kita lakukan sekarang, kita ambil contoh memberikan pembelajaran cinta lingkungan pada anak-anak kecil dan para pelajar sekolah, membudayakan membuang sampah pada tempatnya, dan melakukan reboisasi untuk hutan yang gundul. Dengan penuh kesadaran mari kita ciptakan lingkungan yang bersih, indah, nan nyaman untuk anak cucu kita di kehidupan kelak.

Where there is a will there is a way, dimana ada kemauan disitu ada jalan.

Rabu, 29 Januari 2014

Nabi Sulaiman dan Semut yang Bersyukur


Di zaman Nabi Sulaiman ada satu peristiwa, ketika Nabi Allah, Sulaiman melihat seekor semut melata di atas batu, lantas Nabi Sulaiman merasa heran bagaimana semut ini dapat hidup di atas batu yang kering di tengah-tengah padang pasir yang tandus. Nabi Sulaiman pun bertanya kepada semut: "Wahai semut apakah kamu yakin ada makanan yang cukup untuk kamu”.

Semut pun menjawab: “Rezeki di tangan Allah SWT., aku percaya bahwa rezeki sudah diatur oleh Allah dan aku yakin di atas batu kering di padang pasir yang tandus ini ada rezeki untukku. Sehingga aku terus bersyukur”.

Lantas Nabi Sulaiman pun bertnaya: “Wahai semut, berapa banyak yang kamu makan? Apakah kamu gemar makan? Dan berapa banyak yang kamu makan dalam sebulan?”.
Jawab semut: “Aku makan hanya sekadar sebiji gandum dalam sebulan”.

Nabi Sulaiman pun bertanya kembali: “Kalau kamu makan hanya sebiji gandum dalam sebulan, apakah kamu kuat melata di atas batu, aku boleh tolong”.

Nabi Sulaiman pun mengambil satu bekas wadah, kemudian dia mengangkat semut itu dan 
memasukkannya ke dalam bekas tersebut. Setelah itu Nabi Sulaiman ambil sebiji gandum, dibubuhkan dalam bekas dan tutup bekas itu. Kemudian Nabi Sulaiman pun meninggalkan semut di dalam bekas dengan sebiji gandum selama satu bulan.

Bila cukup satu bulan Nabi sulaiman melihat gandum sebiji tadi hanya dimakan setengah saja oleh semut, lantas Nabi Sulaiman menegur semut: “Hai semut! Rupanya kamu berbohong padaku!. Bulan lalu kamu katakan kepadaku bahwa kamu makan sebiji gandum sebulan, ini sudah sebulan tapi kamu makan setengah”.

Jawab semut: “Aku tidak berbohong, aku tidak berbohong, kalau aku ada di atas batu aku pasti makan apapun sehingga banyaknya sama seperti sebiji gandum sebulan, karena makanan itu aku cari sendiri dan rezeki itu datangnya dari Allah dan Allah tidak pernah lupa padaku. Tetapi bila kamu masukkan aku ke dalam bekas wadah yang tertutup, rezeki aku bergantung padamu dan aku tak percaya pada kamu, sebab itulah aku makan setengah saja supaya tahan dua bulan. Aku takut kamu lupa”.

Itulah iman sang semut!.

Sumber : http://amirulasril.com

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer