Ragam Versi Nama Muhammad
Muhammad
merupakan salah satu nama Rasulullah saw. yang paling terkenal. Sebagian orang
Arab menamai anak mereka dengan Muhammad karena mendapatkan kabar dari para
peramal dan pendeta Yahudi bahwa di akhir zaman terdapat seorang nabi yang
bernama Muhammad. Namun, mereka yang menamai anak-anaknya dengan Muhammad itu
ternyata bukan nabi yang dimaksud dalam ramalan.
Ulama
berbeda pendapat mengenai nama Muhammad yang digunakan orang-orang Arab
Jahiliah. Al-Suhaili dalam al-Raudh
al-Unf menyebutkan bahwa terdapat tiga orang yang bernama Muhammad
sebelum Rasulullah saw. lahir. Pertama,
Muhammad bin Sufyan bin Mujasyi‘, buyut penyair Arab jahili
Farazdaq. Kedua, Muhammad
bin Uhaihah bin al-Julah bin al-Harisy bin Jumahi bin Kulmah bin ‘Auf bin ‘Amr
bin ‘Auf bin Malik bin al-Aus. Ketiga,
Muhammad bin Humran bin Rabiah.
Menurut
Al-Qadhi ‘Iyadh dalam al-Syifa
bi Ta’rif Huquqi Mushthafa, terdapat enam orang nama Muhammad
sebelum Rasulullah saw. lahir. Ia menambahkan tiga orang nama Muhammad dari apa
yang sudah dicatat al-Suhaili. Pertama,
Muhammad bin Maslamah al-Anshari, Muhammad bin Bara al-Bakri, dan
Muhammad bin Khuza‘i.
Historiografi dan Selebrasi Kelahiran Nabi Muhammad
Bertepatan
12 Rabiul Awal, umat Islam khususnya di Indonesia memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW. Dalam beberapa riwayat, waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW juga
disebutkan pada 10 Rabiul Awal bertepatan dengan tahun Gajah, sekitar tahun 570
masehi.
Cendekiawan
Muslim mencatat ada beberapa kejadian, jelang kelahiran Nabi Muhammad saw. di
Mekkah. Kejadian langka tersebut dianggap tanda-tanda kemuliaan yang diberikan
Allah SWT.
Beberapa
kejadian luar biasa jelang kelahiran Rasulullah tersebut, dianggap tanda
menyambut manusia mulia, penutup para nabi. "Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah." (QS Al-Ahzab 21).
Dosen
Tasawuf di Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, Mahsun Muhammad
menjelaskan beberapa peristiwa luar biasa mengiringi kelahiran beliau. Di
antaranya adalah padamnya api sesembahan kaum Majusi atau zoroaster, di kuil
pemujaan di Persia (kini Iran).
"Api
Majusi yang telah menyala hampir seribu tahun dikisahkan tak pernah padam,
hingga jelang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kaum Majusi berusaha menghidupkan
kembali api tersebut namun tetap tidak menyala," kata Mahsun.
Peristiwa
lain jelang kelahiran Nabi Muhammad adalah kehancuran pasukan gajah. Pasukan
yang dipimpinan Raja Abrahah ini ingin menghancurkan Ka'bah. Abrahah iri dengan
kemajuan ekonomi Arabia utara, dengan adanya bangunan Ka'bah. Tempat ibadah ini
selalu ramai dikunjungi para peziarah, dan menyaingi kepopuleran kuil yang ia
bangun di wilayah Abysinia, (kini Yaman).
Sejarawan
Jerman yang mengkaji sejarah bangsa Arab, Yahudi dan Kristen di Semenanjung
Arab, Walter W. Muller dalam tulisannya berjudul, 'Outline of the History of
Ancient Southern Arabia' mengungkapkan, serangan Abrahah ke wilayah Arabia
utara ditandai dengan berakhirnya masa kepemimpinan Abrahah. Raja Abrahah
meluncurkan serangan militer besar-besaran ke wilayah utara sebagai bentuk
ekspansi, menggunakan gajah.
Namun
ekspansi Raja Abrahah, harus terhenti dan gagal di wilayah Mekkah. Ia meneliti
sebuah batu prasasti terbaru dari era Himyarite sekitar 554 masehi, yang
menandai akhir dari zaman Arabia Selatan kuno terdokumentasi menandai
kemunduran kerajaan Sabeo-Himyarite.
Setelah
kekalahan pasukan Abrahah di Makkah, papar Muller, antara 570-575 masehi
kelompok Persia di Yaman bekerja sama dengan kerajaan Sasanid. Kerajaan Persia
itu akhirnya berhasil mengambil alih wilayah Abyssinian di Yaman, dan
berakhirlah kerajaan Abrahah di Arabia Selatan.
"(1)
Apakah kamu tidak memperhatikan hal yang telah diperbuat Tuhanmu terhadap
rombongan bergajah? (2) Bukankah Dia telah menyebabkan tipu daya orang-orang
itu menjadi sia-sia? (3)Allah mengirimkan kepada mereka burung-burung yang
berbondong-bondong. (4) Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah
yang terbakar. (5) Lalu Allah jadikan pasukan-pasukan itu menyerupai daun-daun
jerami dimakan (ulat)." (QS. Al-Fiil, 1-5)
Dan
beberapa peristiwa lain jelang kelahiran Nabi Muhammad SAW yang masih menjadi
perdebatan para ulama dan cendekiawan Muslim. Di antaranya jatuh dan hancurnya
berhala-berhala di Mekkah. Dalam kitab Arahiq Al Makhtum karangan Syeikh
Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, disebutkan kelahiran Nabi Muhammad bertepatan
dengan runtuhnya 14 balkon Istana Kisra Anusyirwan (Raja Persia).
Kemudian
runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhaira. Mengeringnya Danau Sawa (wilayah
Irak), yang saat itu dijadikan tempat pemujaan. Dan berbagai tanda kesamaan
dengan lahirnya para nabi lainnya, seperti munculnya bintang besar dan
bercahaya di malam kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari bincangsyariah.com dan
republika.co.id
Pembaca dapat mengulas lebih dalam
pembahasan di atas pada link donwload pdf di bawah ini