Pages

Minggu, 05 Oktober 2014

Jadilah Bijak Bestari

Sumber gambar: titikdua.net

Jadilah pihak yang selalu optimis dan berusaha untuk melihat kesempatan disetiap kegagalan. Jangan bersikap pesimis yang hanya melihat kegagalan disetiap kesempatan. Orang optimis melihat donat, sedangkan orang pesimis melihat lubangnya saja.

Anda dapat mengembangkan keberhasilan dari setiap kegagalan. Keputusasaan dan kegagalan adalah dua batu loncatan menuju keberhasilan. Tidak ada elemen lain yang begitu berharga bagi Anda jika saja Anda mau mempelajari dan mengusahakannya bekerja untuk Anda.

Pandanglah setiap masalah sebagai kesempatan. Hanya bila cuaca cukup gelaplah Anda bisa melihat bintang.

Belajar dari Kesalahan

Bila Anda melakukan sesuatu, ada kemungkinan Anda membuat suatu kesalahan. Bila Anda membuat kesalahan, itu adalah hal yang hebat. Karena Anda berkesempatan belajar sesuatu.

Akui kesalahan Anda, teliti dan pelajari secara mendalam. Jawablah kesalahan Anda tersebut. Kesalahan adalah guru yang luar biasa. Dengan mengenal apa yang salah, Anda dibantu untuk menemukan apa yang benar.

Tom Watson, pendiri IBM, tahu persis nilai sebuah kesalahan. Suatu saat, seorang pegawai membuat kesalahan besar yang merugikan IBM senilai jutaan dollar. Sang pegawai yang dipanggil ke kantor Watson, berkata “Anda pasti menghendaki saya mengundurkan diri.” Jawab Watson, “Anda pasti bercanda. Saya baru saja menghabiskan 10 juta dollar untuk mendidik Anda…”

Orang yang berbakat sukses, akan belajar dari apapun yang terjadi, termasuk kesalahan. Bila Anda membuat sebuah kesalahan, hal terbaik aalah mengumpulkan kembali keeping-keping yang berserak, dan memerhatikan bagaiaman hal itu bisa terjadi.

Jangan menangisi kesalahan. Periksa dan pelajari kesalahan. Selanjutnya manfaatkan pengetahuan baru Anda itu.

Arti Sebuah Kemenangan

Kemenangan bukanlah hanya ketika kita berhasil mengalahkan lawan disuatu pertandingan. Dan, bukan hanya ketika kita berhasil mencapai prestasi terbaik. Bahkan, bukan hanya ketika kita berhasil mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup ini.

Tapi, kemenangan adalah saat dimana kita dapat melawan suatu kegagalan. Saat dimana kita dapat mengatasi musibah. Saat dimana kita dapat bangkit dari suatu keadaan yang menyedihkan. Dan. Saat dimana kita merasa sangat terpuruk namun kita mampu berjuang mengahncurkan semua cobaan itu.

Kemenangan adalah saat dimana kita dapat menjadikan itu semua sebagai pertanda betapa sayangnya Sang Maha Pencipta kepada kita. Saat dimana kita menyadari betapa kita dapat belajar banyak dari semua kegagalan yang kita alami.

Dan, kemenangan adalah saat dimana kita melangkah begitu mantap dan yakin bahwa kita begitu hebat untuk sekadar melawan suatu kegagalan kecil. Saat dimana kita dapat mengalahkan diri kita sendiri, sehingga kadang-kadang kita merindukan sebuah kegagalan. Karena kegagalanlah yang membuat kita sadar dimana kita berada.

Sebuah Catatan Kehidupan

Semakin panjang usia kita, semakin panjang pula catatan pengalaman hidup kita. Bagi mereka yang mau memetik pelajaran dari pengalamannya, maka pengalaman jadi kekayaan yang unik baginya. Usia membawanya pada kebajikan. Sedangkan bagi mereka yang acuh, pengalaman tak lebih dari goresan di atas pasir pantai. Usia tak menjamin apa-apa selain ketuaan baginya.

Meski kita sama-sama dinaungi oleh langit yang sama, meski kita sama-sama diterangi oleh cahaya matahari yang sama, meski kita sama-sama digelapi oleh malam yang sama, namun kita tak pernah sama dalam menyerap semua itu. Kita melihat cakrawala dari ketinggian yang berbeda. Kita melangkah di jalan setapak dengan bobot yang berbeda.

Kita mengisi ruang dan waktu itu dengan besar tubuh yang berbeda pula. Maka, meski kita lahir di bumi yang satu namun kita hidup di dunia yang berbeda-beda. Kita mempunyai sidik dunia pikiran yang tak sama bagi setiap orang. Keunikan itu takkan banyak berarti bila tak menjadi kekayaan bagi kita. Dan, kekayaan itu tak banyak bermakna bila tak membuat diri kita semakin bijak bestari.

Sabtu, 26 Juli 2014

Selamat Jalan Ramadhan

Sumber gambar: dream.co.id

Seakan-akan aku melihat Ramadhan, lalu kusapa ia, “Hendak kemana dikau?” Dengan lembut ia seakan-akan berkata, “Aku harus pergi mungkin jauh dan sangat lama. Tolong sampaikan pesanku untuk semua umat muslim: Sesungguhnya Syawal telah tiba, salam dan terima kasihku untuknya karena telah menyambutku dengan suka cita. Aku tidak tahu apakah tahun depan ia masih bias menyambutku lagi atau tidak ? Jika tahun depan ia masih bias menyambutku lagi maka aku berharap ia bias menyambutku dengan lebih baik lagi dengan penuh tilawah dan shalat malam. Aku sangat sedih jika mengingat penyambutannya yang kurang berkenan di hatiku. Masih terlalu banyak canda, perkataan yang sia-sia yang terbuang tanpa arti… Padahal ia tahu bahwa jika ia menyambutku dengan baik maka tentu aku akan menyambutnya dengan lebih baik lagi kelak di pintu Ar-Rayyan…

Akan tetapi semua sudah berlalu dan sudah terlanjur, semoga setetes air mata yang telah berlinang dari kedua matanya karena takut tidak bisa menyambutku dengan baik akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dan menyempurnakan kekurangannya.

Sampaikan pula kepadanya bahwa bukanlah lebaran itu dengan hanya memakai baju baru, akan tetapi lebaran yang hakiki adalah bergembira dengan keimanan dan semangat baru dalam beribadah. Janganlah sepeninggalku ia terjerumus kembali kepada kemaksiatan… Ingatlah sesungguhnya Tuhan yang ia sembah tatkala Ia menjamu kedatanganku. Dialah Tuhan yang juga ia sembah tatkala aku pergi. Demikianlah pesanku kepadanya. Sampaikanlah salamku kepadanya, semoga ia masih tetap terus merindukan kedatanganku di tahun-tahun mendatang.”

Wahai Sahabat Muslim dimanapun anda berada, jikalau kita memahaminya sungguh bulan suci Ramadhan itu penuh berkah, penuh rahmat, penuh maghfiroh, dan melihat kepergiannya kita semua akan sangat menangis dan merindukannya kembali karena kita semua tidaklah tahu kapan umur kita akan berakhir. “Ya Allah perjumpakanlah kami kembali dengannya dan berilah kami rahmat dan semangat dalam menyambutnya kembali dengan penyambutan yang lebih baik lagi. Aamiin..”

Semoga amal ibadah kita semua selama di Bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT. dan keluar dari Bulan Ramadhan menjadi insan yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Aamiin.

Kamis, 24 Juli 2014

Kisah Buroq dan Ruh Syeikh Abdul Qadir al-Jilani


Diriwayatkan oleh Syeikh Rasyid bin Muhammad Al-Junaidi dalam Kitab Raudhah an-Nadzir,

Pada malam Rasulullah SAW. Mi’roj Malaikat Jibril datang menghadap Rasulullah sambil membawa Buroq, telapak kaki Buroq tersebut mengeluarkan cahaya seperti cahaya rembulan. Buroq tersebut diberikan kepada Nabi SAW. Oleh Malaikat Jibril. Seketika itu Buroq tersebut tidak mau diam karena sangat senang yang luar biasa sehingga Nabi bersabda: “Wahai Buroq kenapa engkau tidak mau diam? Apa karena engkau tidak mau aku tunggangi?”.

Buroq menjawab: “Wahai Rasulullah bukan aku tidak mau baginda tunggangi, tetapi aku mempunyai permintaan kepada baginda Wahai Kekasih Allah, permintaanku adalah nanti di hari kiyamat ketika baginda masuk kedalam surga agar tidak menunggangi yang lain kecuali aku”.

Rasulullah SAW. Bersabda: ”Wahai Buroq permintaanmu aku kabulkan…” Buroq berkata lagi: “Wahai Baginda! Sudikah kiranya baginda memegang pundakku agar menjadi ciri di hari Qiyamat nanti ?” Kemudian Rasulullah memegangkan kedua tangannya pada pundak Buroq tersebut. Karena saking gembiranya yang sangat luar biasa, sehingga badannya tidak muat lagi untuk ditempati ruhnya, terpaksa Buroq tersebut membesar dan tinggi sampai 40 hasta.

Setelah itu, Rasulullah berdiri sebentar sambil melihat betapa tingginya Buroq tersebut dan berfikir bagaimana caranya untuk naik ke punggungnya sedangkan pada saat itu tidak ada satu pun tangga untuk naik.

Pada saat itu juga datang ruhnya Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani seraya berkata: “Silahkan baginda naik ke pundak saya.” Kemudian Rasulullah naik ke pundaknya ruh Ghautsul A’dzom Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani, lalu Rasulullah dapat naik ke pundaknya Buroq tersebut kemudian Nabi bersabda: “Dua telapak kakiku menaiki pundakmu Wahai Abdul Qadir, maka telapak kakimu nanti yang akan menaiki pundak semua wali-wali Allah SWT.”

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer