Proses sejarah masa lalu,
tidak dapat dilupakan begitu saja bahwa pemikiran filsafat Islam terpengaruh
oleh filsafat Yunani. Para filosof Islam banyak mengambil pemikiran Aristoteles
dan mereka banyak tertarik pada pemikiran-pemikiran Plato, sehingga banyak
teori-teori filosof Islam diambil
filosof Yunani.
Kita yang hidup di abad
sekarang ini banyak berhutang budi pada orang-orang Yunani dan Romawi, karena
merekalah guru kita pada zaman dahulu. Akan tetapi berguru tidak berarti
mengekor dan mengutip sehingga dapat dikatakan bahwa filsafat Islam itu hanya
kutipan semata-mata dari Aristoteles, sebagaimana yang dikatakan Renan, karena
filsafat Islam telah mampu menampung dan mempertemukan berbagai aliran pikiran.
Para filosof Islam pada
umumnya hidup dalam lingkungan dan suasana yang berbeda dari apa yang dialami
oleh filosof-filosof lain. Sehingga pengaruh lingkungan terhadap jalan pikiran
mereka tidak bisa dilupakan. Pada
akhirnya tidaklah dapat dipungkiri bahwa dunia Islam berhasil membentuk
filsafat yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan keadaan masyarakat Islam
itu sendiri.
Pemikiran
filsafat masuk ke dalam dunia Timur melalui filsafat Yunani, yaitu pada abad ke
8 M, atau abad ke 2 Hijriah. Dalam buku Sejarah Filsafat Islam karangan Majid
Fakhri beliau mengutip Ensiklopedi Islam, terbitan Ichitiar Baruvan Hoeve,
dijelaskan bahwa kebudayaan dan filsafat Yunani masuk kedaerah itu melalui
ekspansi Alexander Agung, penguasa Macedonia (336-323 SM). Beliau datang bukan dengan cara
menghancurkan peradaban dan budaya Persia, tetapi sebaliknya Ia berusaha
menyatukan kebudayaan Yunani dan Persia, dengan demikian, memunculkan
pusat-pusat kebudayaan Yunani di wilayah Timur, seperti Alexandria di Mesir,
Antiokia di Suriah dan Bactra di Persia.
Pada
masa Dinasti Umayyah, pengaruh kebudayaan Yunani terhadap Islam belum begitu
jelas karena ketika itu penguasa Umayyah lebih banyak tertuju kepada kebudayaan Arab.
Pengaruh kebudayaan Yunani, baru nampak pada masa Dinasti Abbasiyah karna orang
Persia pada masa itu memiliki peranan penting dalam struktur pemerintahan
pusat. Pada awalnya para Khalifah
Abbasiyah hanya tertarik dengan ilmu kedokteran yunani dan berkaitan dengan
sistem pengobatannya, lama-kelamaan mereka juga tertarik dengan filsafat dan
ilmu pengetahuan lain nya.
Kelahiran
filsafat tidak terlepas dari adanya usaha penerjemahan naskah-naskah ilmu
filsafat dan berbagai cabang ilmu pengetahuan lainnya ke dalam bahasa Arab. Dalam penerjemahan ini, tidak hanya dilakukan
terhadap naskah-naskah berbahasa Yunani saja, melainkan naskah-naskah dari
berbagai bahasa, seperti bahasa Suryani, Persia dan India. Usaha penerjemahan tersebut berlangsung selama
satu setengah abad di zaman klasik Islam, dan menghasilkan berbagai buku-buku yang sudah
diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab.
Ketersediaan
buku-buku tersebut dimanfaatkan oleh kalangan kaum muslimin untuk, berkenalan
bahkan mengkaji ulang berbagai ilmu
pengetahuan. Dengan demikian lahirlah tokoh-tokoh pemikiran Islam Dunia Timur. Seperti: Al-Kindi, Ar Razi, Ikhawanus Shafa, Al-Farabi, Ibnu Maskawaih, Ibnu Sina, Al
Ghazali.
Berikut kami sertakan link
pdf di bawah ini