Pages

Sabtu, 07 Juli 2018

Tujuh Langkah Menghafal Dalam Metode Tabarak

TUJUH LANGKAH MENGHAFAL DALAM METODE TABARAK

Sumber Gambar: www.muslimahzone.com

Langkah Sebelum Menghafal :

1.      Niat Ikhlas mencari ridha Allah SWT; berlindung kepada-Nya, memohon pertolongan-Nya agar anak dapat menghafal al-Qur’an yang mulia dengan sempurna. Berikan penjelasan kepada anak tentang pentingnya hal tersebut dalam hidupnya dengan gambaran yang bisa dipahaminya.
2.      Berdoa pada waktu-waktu mustajab; seperti hari jum’at, waktu turun hujan, waktu antara adzan dan iqomah, waktu seperempat malam, setelah khatam al-Qur’an dan lain sebagainya.
3.      Menentukan jadwal harian untuk menghafal bersama anak; dengan memasang alarm di handphone yang waktunya sama setiap hari. Sebaiknya waktu tersebut tidak berdekatan dengan kegiatan pokok lainnya, bisa juga sebelumnya. Setiap harinya dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi seperti kurma, susu, madu, zaitun, zabib dan lain sebagainya. Penting sekali bagi orang tua untuk ikut menemani anak dalam menghafal sehingga segala kegiatan untuk sementara diberhentikan seperti menyalakan HP, berfacebook ria, membaca Koran dan lainnya.
4.      Menyiapkan kotak hadiah yang dibungkus dengan warna menarik; dan ditulisi “hadiah alQur’an”. Kotak ini terdiri dari hadiah yang disukai anak terbagi menjadi tiga macam hadiah (hadiah yang paling disukai, hadiah yang disenangi, dan hadiah biasa), lalu diletakkan di tempat yang bisa dilihat dan agak tinggi serta jauh dari jangkauan anak-anak. Mereka tidak bisa melihat isinya sama sekali namun mereka akan mendapatkan hak hadiah itu jika mereka berhasil menghafalkan satu surat misalnya.

Langkah Ketika Menghafal :

5.      Setelah menyediakan tempat yang cocok dimana anak bisa berkonsentrasi dan jauh dari gangguan, ketika alarm tanda belajar tiba, maka pengajar (ayah atau ibu) duduk bersama anak kemudian memulai menghafal. Pertama dengan cara menyaksikan dan mendengarkan rekaman CD murattal seperti Syeikh al-Khushary, al-Minsyawy, Muhammad Ayyub, al-Hudzaifi dan lainnya, dengan cara mengulang-ulangi bacaan sebanyak paling tidak 20 kali.
6.      Memulai hafalan dari surat al-Naba’; semua sesuai dengan kemampuannya, tapi mereka harus punya target hafalan sempurna dan bertambah setiap minggunya secara berurutan. Kemudian anak menyimak dan berbeda sesuai kemampuan bicara dan umumnya kadang guru menjumpai kesulitan menghubungkan antar ayat dengan mengikuti rekaman sebagaimana disebutkan dalam langkah nomor 5. Untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menyaksikan dan mendengarkan rekaman CD al-Qur’an yang lebih cepat seperti bacaan Syeikh al-Sudais, al-Syuraim, dan al-Ghamidy sehingga tersambung kembali antara yang terputus dengan ayat yang dipelajari pada hari itu.

Langkah Setelah Menghafal :

Memberikan hadiah kepada anak setelah 3 kali untuk membangun motivasi dan diiringi penjelasan tentang urgensi dan ganjaran menghafal al-Qur’an baik di dunia maupun di akhirat. Dengan menyempaikan yang tidak memberatkan, membangun kecintaan dan bukan menakut-nakuti. Kemudian pengajar berdoa agar diberi kemantapan hafalan dan keduanya diberi kemampuan mengamalkan apa yang terkandung dalam kitabullah berupa perintah dan menjauhi larangan Allah SWT, lalu anak-anak mengucapkan “amin”.

Pembaca dapat mengunduh link file di bawah ini:


Istidraj dalam Islam

 
Sumber gambar: news.berdakwah.net
Arti Istidraj yaitu suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah. Jadi, ketika Allah swt membiarkan kita :

1. Sengaja meninggalkan shalat.
2. Sengaja meninggalkan puasa.
3. Tidak ada perasaan berdosa ketika bermaksiat dan membuka aurat.
4. Berat untuk bershadaqah.
5. Merasa bangga dengan apa yang dimiliki.
6. Mengabaikan semua atau mungkin sebagian perintah Allah.
7. Menganggap enteng perintah- perintah Allah.
8. Merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat.
9. Tidak mau menuntut ilmu syar'i.
10. Lupa akan kematian.

Tetapi Allah swt tetap memberikan kita :
1.    Harta yang berlimpah.
2.    Kesenangan terus menerus.
3.    Dikagumi dan dipuja puji banyak orang.
4.    Tidak pernah diberikan sakit.
5.    Tidak pernah diberikan musibah.
6.    Hidupnya aman-aman saja.

Hati-hati karena semuanya itu adalah ISTIDRAJ. Ini merupakan bentuk kesengajaan dan pembiaran yang dilakukan Allah pada hambaNya yang sengaja berpaling dari perintah-perintah Allah, Allah menunda segala bentuk azabNya.

Allah swt. membiarkan hamba tersebut semakin lalai dan semakin diperbudak dunia, Allah membuatnya lupa pada kematian. Jangan dulu merasa aman, nyaman, tentram dengan hidup kita saat ini,, seolah hidup kita penuh berkah dari Allah, lihat diri kita..

Bila semua kesenangan yang Allah swt titipkan tapi justru membuat kita semakin jauh dari Allah dan melupakan segala perintah-perintah-Nya bersiaplah untuk menantikan konsekuensinya, karena janji Allah itu Maha Benar.

Dari Ubah bin Amir R.A Nabi Muhammad saw. bersabda,

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِى الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَايُحِبُّ وَهُوَ مُقِيْمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنْهُ اسْتِدْرَاجُ.

Artinya: “Apabila Anda melihat Allah memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah”

Kemudian Rasulullah saw. membaca firman Allah swt.

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

Artinya: “Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44)

Semoga kita semua dijauhkan dari istidraj aamiin ..

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer