Pages

Kamis, 31 Mei 2018

Takdir CInta



Ya Allah, jadikanlah aku ikhlas pada keputusan-Mu hingga aku tidak mempercepat sesuatu yang Engkau tunda dan tidak menunda sesuatu yang Engkau segerakan..

Ya Rabbul Izzatii, cintakanlah aku kepada seseorang yang juga mencintai-Mu, yang Engkau cintai sehingga ia akan membimbingku untuk selalu mencintai-Mu..

Ya Rahman, Ya Rahim Jika ia belum menemukanku, buatlah ia menunggu di situ, dan biarkan aku yang menemukannya dalam istikharahku..

Wahai Tuhan Pemilik Hati, seandainya aku mampu sebentar saja melihat catatan kehidupanku, mungkin aku tak akan pernah mengalami kegalauan seperti retaknya sebuah bejana keramik. Haruskah aku berprasangka pada semua nikmat yang Engkau berikan?

Haruskah aku membenci dan memusuhi masa ketika aku tak pernah sanggup memiliki semua yang aku inginkan. Haruskah aku membenci masa lalu dan kesalahan yang bahkan tidak pernah aku lakukan.

Aku lelah .... lelah menjadi seperti sebuah menara yang tinggi, yang harus mampu memberikan kesejukan untuk orang-orang yang datang kepadanya. Harus mampu melindungi setiap musafir yang kelelahan dari teriknya sinar matahari. Aku lelah diperlakukan terlalu istimewa.

Aku hanya ingin menjadi manusia biasa, yang bisa menjaga cintanya. Bisa meraih apa yang diinginkannya, bisa meraih apa yang selama ini menjadi impiannya. Mengapa semakin banyak yang aku punya, aku justru semakin banyak kehilangan? Haruskah aku menghujat takdir-Mu yang Maha Indah?

Aku hanya ingin mencintai dan memilikinya, bukan dalam keadaan gamang yang tak berkesudahan. 

Apakah aku salah ketika mencintainya? Apakah aku bukan lagi pejuangmu ketika aku menyimpannya dalam relung kabulku? 

Wahai Pemilik Cinta, mengapa kau pilih dia untuk hadir dalam hidupku ketika aku tidak mungkin memilikinya? Aku mencintainya, wahai Rabb-ku. Aku hanya ingin Kau halalkan cinta ini untuknya, bukan untuk yang lain. Bukan pula untuk orang yang hanya mampu kuhormati sebagai sahabatku.

Aku mencintainya, Rabb. Aku mencintainya dan menyayanginya dengan semua cinta yang Kau karuniakan ke dalam hatiku. Dengan semua kasih sayang yang Kau hadirkan dalam jiwaku. Tetapi salahkah cinta itu saat ini?

Ya Rabb, mengapa tubuh ini seolah berjalan tanpa jiwa? Terkadang begitu sulit untuk berteriak pada dunia! Bahkan untuk sekadar bernapas!

Ya Rabb, mengapa setiap malamku seolah bergerak tanpa nyawa? Tak ada lagi mimpi indah yang menyenangkan, hanya kegalapan tanpa ujung!

Ya Rabb, bolehkah aku bertanya? Apa kehendak takdir yang tertuang dalam bahasa jiwa? Apakah salah sebuah keyakinan?

Aku berdiri atas nama-Mu. Aku bergerak atas ridha-Mu. Aku menangis atas rencana-Mu. 

Aku mohon, bahagiakan aku dengan cinta-Mu. Wahai Tuhan, seandainya aku dapat sedikit mengintip takdir-Mu... pasti semua akan mampu menghapus isak-ku.

Aku hanya ingin bertahan. Bertahan pada keyakinan bahwa semua doa yang kupanjatkan pada-Mu tak pernah salah. Doa yang bergemuruh dari gejolak jiwa di mana hanya Kau dan aku yang tahu dan hanya Kau yang dapat mengerti.

Wahai kau manusia pemilik hatiku, hampir setiap tarikan napas selalu ada huruf-huruf yang tersusun atas namamu, tapi mengapa engkau tak dapat membacanya.

Wahai kau manusia pemilik hatiku, dalam setiap ucapan doa selalu ada namamu yang terbingkai indah, tapi mengapa engkau tak dapat memahaminya?

Aku akan terus melangkah melawan arah meski kenyataan takdir terus menampar. Apakah cintaku salah?

Aku yang mulai lelah bertanya dan melawan kini sampai pada sebuah keyakinan.... kau memang milikku, Tangan-Nya sendiri yang akan mengantarkanmu padaku ..

Dengan cara-Nya dan dengan waktu-Nya. Aku mencintaimu dalam kehidupan nyata dan juga mimpiku.

Wahai Tuhan pemilik hati, aku tahu Kau tak tidur Maka, semua kukembalikan kepada-Mu Kaulah sebaik-baiknya penjaga. Kumohon jaga ia dalam setiap waktunya, Kumohon jaga ia dalam setiap rapuhnya, Kumohon yakinkan hatinya, bahwa aku selalu mencintainya..

Sumber: Menara Cinta Istikharah Cinta Zalfa oleh Widuri R. Al Fath

Kamis, 24 Mei 2018

Alquran Sumber Inpirasi Peradaban Bangsa

Seminar Nasional Al-Quran dan Peradaban Bangsa 2018 di Sport Center UIN Sunan Ampel Surabaya

Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan Allah oleh kepada umat manusia sebagai kitab hidayah. Al-Qur’an secara perlahan tapi pasti telah berhasil merobah cara berfikir masyarakat arab jahili melalui berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang paling efektif dalam merobah tata kehidupan bangsa arab pada saat itu adalah pendekatan humanis (insani) dengan memperhatikan unsur lokalitas. Ujaran ujaran Al-Qur’an yang sangat bijak menjadi shock therapy yang positif bagi kehidupan mereka sekaligus juga menjadi cambuk untuk memulai kehidupan baru yang penuh dengan penuh keoptimisan.

Pendekatan Kemanusiaan

Al-Qur’an menggunakan beberapa istilah untuk manusia. Istilah yang paling universal adalah: 1. Bani Adam: (terulang sebanyak 7x diantaranya 5x dengan panggilan).Istilah ini mengacu pada kenyataan bahwa semua manusia adalah keturunan Nabi Adam. 2. Al-Basyar: (terulang sekitar22x). Istilah ini digunakan untuk memberi pengertian biologis (fisik) manusia yang kelihatan kulitnya, tidak dibalut oleh bulu sebagaimana binatang lainnya. 3. Al-Insan: (terulang 296 kali dalam Al-Qur’an. Diantaranya 2x dengan panggilan), Insan (1x), Al-Ins (5x yang 2x nya dengan panggilan), Ins:(3x):  yang menunjukkan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial yang senang kepada kedamaian, merasa damai dengan sesama (al-Mufradat:1/94). 4. An Nas (terulang sebanyak 172x):dari : untuk menunjukkan arti makhluk yang selalu dinamis, bergerak, karena adanya daya pikir. Pada mereka ada unsur-unsur kemanusiaan. (Lihat Al-Mufradat:1 /828). Ada 20 kali Allah memanggil mereka dengan sebutan : “Ya ayyuhannas”. 

Nilai filosofis dari penggunaan istilah-istilah tersebut ialah bisa dirangkai dalam untaian berikut : “Manusia berasal dari satu diri yaitu Nabi Adam. Manusia berbeda dengan binatang karena secara biologis kulit manusia kelihatan.  Manusia adalah makhluk social yang cinta damai, tak bisa hidup sendirian. Mereka harus hidup berdampingan dengan yang lainnya, sehingga saling bahu membahu dalam menangani semua aspek kehidupan sehingga tercipta rasa tentram dan damai. Sebagai khalifah di bumi yang telah diberi bekal oleh Allah berupa akal fikiran, manusia perlu mengaktifkan daya imajinasinya, menjadi makhluk yang kreatif mampu menciptakan produk kebudayaan, menciptakan sendiri kebutuhan hidup mereka dari makanan, sandang dan papan. Semuanya dilakukan dalam rangka beribadat kepada Allah yang mengangkat mereka sebagai Khalifah di bumi”. 

Pesan Pesan Kemanusiaan

Sebagai ujaran samawi yang arahnya adalah hida’i, Al-Qur’an menitikberatkan pada tiga obyek utama yaitu : Akidah, Syari’ah dan peringatan-peringatan. Dalam rusan Akidah dan Akhlak yang mempunyai nilai nilai abadi, Al-Qur’an menggunakan uslub yang Jelas dan tegas. Ayat ayatnya muhkamat. Hal ini berbeda dengan hukum yang bersifat fleksibel: menggunakan sistim graduasi. Sebagai contoh: kewajiban salat, zakat, puasa dan haji waktunya tidak bersamaan tapi secara bertahap. Dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel. Begitu juga dengan penanganan masalah Khamr, Riba, jihad dan lain lainnya. Al-Qur’an benar benar memanusiakan manusia. Manusia adalah makhluk yang sangat unik. Al-Ghazali dalam “Ihya’”nya mengatakan bahwa pada diri manusia ada beberapa unsur yaitu unsur Rabbaniyyah (ketuhanan), unsur kesetanan (Syaithaniyyah), Sabu’iyyah (kebuasan) dan unsur kebinatangan. (Ihya’:3/485, Maktabah Syamilah).   

Nilai Nilai Universal

Al-Qur’an membawa pesan pesan Universal
1.    Logic (ma’qul): sesuai dengan akal.
وإلهكم إله واحد – لو كان فيهما آلهة إلا الله لفسدتا -
2.   Transparan: ajaran ajarannya tidak ada yang di tutup tutupi:
الكتاب المبين – هذا بيان للناس
روى البخارى فى صحيحه بسنده إلى أبي جحيفة رضى الله عنه أنه قال: "قلت لعلىّ رضى الله عنه: هل عندكم شئ من الوحى إلا ما فى كتاب الله؟ قال: لا، والذى فلق الحبة وبرأ النسمة ما أعلمه إلا فهماً يُعطيه الله رجلاً فى القرآن، وما فى هذه الصحيفة، قلت: وما فى هذه الصحيفة؟ قال: العقل، وفكاك الأسير، وألاَّ ييُقتل مسلم بكافر". التفسير والمفسرون - د. محمد حسين الذهبى (2/ 10)
3.   Moderat: tawazun: tidak ekstrim kanan atau kiri :
{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا} [البقرة: 143]{ وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (67) } [الفرقان: 67]{وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ (31)} [الأعراف: 31]{وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا (29)} [الإسراء: 29]
4.    Adil:
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (8)} [المائدة: 8]{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ } [النساء: 135]
5.   Demokratis: tidak menggeneralisir persoalan.
Asas musyawarah. Ta’awun dalam semua kebaikan (al-Birr). Al-Qur’an mengemukakan bagaimana Allah, kalamNya  dan rasulNya dicaci maki sedemikian rupa oleh masyarakat jahili. 
{وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْر} [آل عمران: 159] {وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ} [الشورى: 38] {وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ } [المائدة: 2]
6. Obyektif: mengetenghakan persoalan apa adanya sesuai dengan kenyataan.
7. Simpel: mudah dalam semua urusan. Bisa dilakukan oleh siapapun.
{ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ } [البقرة: 185] {مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ } [المائدة: 6] {وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَج} [الحج: 78]  {مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى (2)} [طه: 2] 
8. Tidak ada yang kontradiktif:
{ أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا (82) } [النساء: 82، 83]
9. Mencakup semua urusan: Dunia-akhirat. Lahir- batin. Pribadi (privat)- masyarakat. Logika- perasaan.
{وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا} [القصص: 77]
10. Menjunjung kemaslahatan dan menolak segala kemafsadatan
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Dengan tawaran yang manusiawi dan nilai nilai universalnya, ajaran Al-Qur’an diterima secara luas oleh masyarakat arab dan non arab.

Unsur Lokalitas

Dari perspektif sebab nuzul dan graduasi penurunannya, Al-Qur’an tidak turun pada masyarakat yang hampa budaya, Al-Qur’an berbeda dengan kitab kitab suci sebelumnya yang diturunkan sekaligus. Al-Qur’an diturunkan secara bertahap selama lebih dari 22 tahun. Pada saat pentahapan ini Al-Qur’an berjalan bersama dengan kondisi masyarakat.  

Bahasa Arab:

Bahasa Arab sebagai bahasa nasional bangsa Arab dengan segala gramatikanya, nilai satranya yang unggul, mampu menyerap aspirasi pesan pesan Allah dengan sangat baik. Dengan menggunakan bahasa Arab, komunitas Arab jahili menerima ujaran Al-Qur’an dengan baik.  

{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ} [إبراهيم: 4] {إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (2)} [يوسف: 2] {لِسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُبِينٌ (103)} [النحل: 103]

Dialek:  Bangsa Arab mempunyai beragam dialek. Hampir setiap kabilah mempunyai dialekna masing masing. Dialek kabilah Tamim di pedesaan berbeda dengan dialek kabilah Quraisy di perkotaan. Fenomena bacaan Imalah, Idgham (kabir dan shaghir) oleh suku Tamim. Pengucapan hamzah dengan tahqiq, syiddah oleh suku Tamim.  Sementara kaum Quraisy mengucapkan hamzah dengan di perlunak melalui bacaan tashil, ibdal, naql, hadzf. Dalam kondisi dan situasi seperti ini Allah memperbolehkan mereka membaca Al-Qur’an sesuai dengan apa yang mudah bagi mereka. Hadis tentang “Sab’atu Ahruf” mencerminkan adanya nilai nilai lokalitas di akomodir dalam pembacaan Al-Qur’an.  

Kondisi Sosial Masyarakat Jahili:

Al-Qur’an dengan sangat baik memotret kondisi social masyarakat jahili dalam banyak sisinya seperti: penyembahan terhadap berhala, bintang2, berbangga bangga dengan harta dan keturunan, peminggiran peran kaum wanita dalam kancah sosial, perzinaan, pembunuhan terhadap bayi/anak perempuan, memakan harta anak yatim, budaya minum khamr, judi, perang antar kabilah, fanatik yang berlebihan terhadap kabilah dan lain lainnya. Dengan mengetengahkan sisi kehidupan mereka, Al-Qur’an betul betul kitab yang membumi, unsur lokalitas dan watak asli masyarakat arab dengan jelas kelihatan. Al-Qur’an dengan cermatg telah melakukan pemetaan masalah sebelum memberikan solusi terhadap mas’alah tersebut.    

Dalam menghadapi semua itu Al-Qur’an dengan bijak dan berjenjang. Memerlukan waktu bertahun tahun untuk menghentikannya.Dalam menghadapi adat istiadat, Al-Qur’an pada prinsipnya membolehkan selama tidak bertentangan dengan prinsip dasar keislaman. Menjadi persoalan yang serius manakala adat istiadat disamakan dengan ibadat, karena membawa implikasi hukum tersendiri.

Al-Qur’an dan Realitas KeIndonesiaan

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, banyak suku dan bahasa dengan serba serbi adat istiadatnya. Keberadaan Negara Indonesia di khattul istiwa, dengan alamnya yang ramah dan sumber daya alamnya yang melimpah, menciptakan adat istiadatnya tersendiri. Watak asli manusia Indonesia adalah orangnya tenang, bersahaja, senang berdamai, suka bermusyawarah, suka tolong menolong dengan sesama, menerima perbedaan dalam segala hal, menghormati kaum pendatang, menghormati pendapat orang lain, menjunjung tinggi unsur senioritas dalam kancah sosial, tidak suka bertengkar dan kekerasan, tidak reaktif.  Semua watak asli bangsa Indonesia ini sebenarnya sudah sesuai dengan “al-Qiyam al islamiyyah”. Para Founding Fathers bangsa Indonesia dengan bijak dan tepat merumuskan konten konten yang ada pada UUD 45 dan Pancasila. Menjadi persoalan yang serius manakala penanganan berbagai masalah kemasyarakatan di Indonesia menggunakan instrumen instrument yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Apa yang dilakukan oleh Wali Songo di Jawa betul betul adalah cerminan seni berdakwah dengan selalu memandang kearifan lokal (Local Wisdom). Hasilnya adalah cepatnya penyebaran islam di tanah jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Kearifan Lokal dan Globalisasi

Globalisasi benar benar telah membawa pengaruh yang sangat signifikan dalam orientasi berfikir, perilaku masyarakat. Ada tiga hal yang perlu kita perhatikan dalam menangani manusia Indonesia yaitu : Pertama: nilai nilai universal yang ada pada Al-Qur’an. Kedua: arus peradaban barat dengan segala pernak perniknya  dan Ketiga : arus Islamisasi dengan motif arabisasi. Dalam melihat ketiga hal diatas, yang perlu kita perhatikan dengan sungguh sungguh adalah nilai nilai universal yang ada pada Al-Qur’an yang perlu dipertahankan. Kearifan local manusia Indonesia bisa dijadikan landasan untuk berperan dalam kancah dunia. Nilai nilai luhur pada bangsa arab, seperti al karam (pemurah), asy syaja’ah (keberanian), ash sharahah (terus terang) Syiddatusysyakimah (tangguh) ulet, tidak gampang menyerah, sangat percaya diri, dan lain lainnya atau watak bangsa barat yang menghormati waktu, disiplin dan kerja keras, semangat penelitian, menghormati kreatifitas dan lain lain, menjadi daya pendorong manusia Indonesia untuk bisa tampil di kancah dunia dengan style dan gayanya sendiri. 

Ungkapan bijak : (خذ ما صفا ودع ما كدر)  Patut dijadikan adagium bagi kita dalam menampilkan watak keislaman ala Indonesia yang khas. Pada prinsipnya jika manusia Indonesia yang muslim, masih tetap dengan watak keindonesiaannya, dan mengambil apa yang positif dari bangsa lain akan melahirkan satu bentuk keislaman yang khas yang mempunyai daya tawar tersendiri. Islam adalah satu tapi cara penampilannya bisa berbeda. (ASM).

PP Dar Al-Qur’an Kebon Baru
Arjawinangun Cirebon
18 April 2018

Untaian Nasihat Untuk Penghafal Alquran

Sumber gambar: darunnajah.com




حامل القرأن
بقدر ملازمتك للقرآن بقدر ما يعطيك القرآن من أسراره وكنوزه.. وكلٌ يفتح الله عليه بابا من أبواب الفهم للقرآن ودلالاته

Semakin banyak waktu yang kamu habiskan dengan Al Qur’an maka semakin banyak pula rahasia dan kekayaan makna yang diberikan nya kepada mu, dan setiap orang yg melazimi nya akan dibukakan untuknya pintu dari pintu pintu memahami Al Qur’an dan petunjuknya.

حامل القرأن
سلوا أصحاب القرآن عن متعة التسميع أمام معلم يفخر بك إذا رآك مجتهدًا ويخاف عليك إن رآك مهموماً فيأخذ فؤادك إليه بالدعاء

Bertanyalah kepada para penghafal Al Qur’an tentang kenikmatan ketika membaca Al Qur’an di depan guru mereka. Sang guru akan bangga denganmu ketika melihatmu bersungguh sungguh, tetapi apabila dia melihatmu bersedih, maka dia akan memegang hatimu dan mendoakan nya. 

حامل القرأن
" الوحدة .. العزلة .. الإنفراد
يعتبرها بعضهم مرضًا نفسيا يحتاج للعلاج ..!!
ويعتبرها أهل القرآن نعمة يهربون من الناس لأجلها !! "


Menyendiri..

Sebagian dari manusia menganggapnya adalah penyakit psikologi yang membutuhkan terapi..!! dan bagi penghafal Al Qur’an hal itu adalah kenikmatan yang membuat mereka meninggalkan keramaian manusia untuk mendapatkannya.

حامل القرأن
من عجائب القرآن أنه سهل الحفظ سريع التفلت ، وذلك لكيلا يزاحمه أحد ، فيكون هو شغلك الشاغل وصاحبك الدائم وأنيسك في الليل والنهار

Dari keajaiban Al Qur’an, menghafal dan melupakan nya sangat lah mudah, agar dia tidak tersisihkan oleh yang lainnya, maka jadikanlah ia kesibukan utamamu, dan temanmu selama nya dan penghiburmu di siang dan malam hari.
حامل القرأن
في زمن كثرت فيه الملهيات والمتغيرات والفتن بشتى أشكالها لابد أن تستميت من أجل أن تبقى في عداد الحفّّاظ لكتاب الله

Di zaman yg telah banyak sekali tempat hiburan, dan semua hal yg berubah dengan cepat, dan fitnah dengan segala bentuknya, maka anda harus berjuang dengan keras untuk selalu berada bersama para penghafal Al Qur’an.

حامل القرأن
وأنت تقرأ القرآن ابحث عن نفسك بعد كل اية ، ستجد ما يقصدك ويعنيك ستجد ما ينفعك ويحتويك، ستجد دواء يشفيك، وسعادة تكسُر همّ ماضيك

Ketika anda membaca Al Qur’an, carilah dirimu setiap kali engkau selesai membaca setiap satu ayat, anda akan mendapatkan sesuatu yg memberikanmu petunjuk dan menolong dan meliputimu, anda akan menemukan obat yg menyembuhkanmu, dan kebahagiaan yang memecahkan kegelisahanmu.

حامل القرأن
كم من دمعة مسحها القرآن وكم من جرح ضمده القرآن وكم من روح آنس وحشتها القرآن كم هم أهل القرآن في نعمة عظيمة لا يستشعرها سواهم

Betapa banyak air mata yang dihapus oleh Al Qur’an, betapa banyak luka yang diobati oleh Al Qur’an, dan betapa banyak ruh yang ditenteramkan oleh Al Qur’an, betapa banyak penghafal Al Qur’an yang berada dikenikmatan yang agung, yang tidak dapat dirasakan oleh selain mereka.

حامل القرأن
عندما تستصعب سورة أو تعسر حفظك لها كررها واستشعر كم قرأت من حرف والحرف بكم حسنة ومايضاعفها ستجد نفسك مقبلًا بعزيمة وإصرار

Ketika anda merasa berat menghafal satu surat dari Al Qur'an maka ulangilah membaca nya dan rasakanlah berapa banyak pahala yang engkau dapatkan dari bacaanmu. Anda akan mendapatkan diri anda mempunyai tekad dan ketetapan hati yg kuat.


حامل القرأن
ما دمنا مع القرآن فلن يضيعنا الله 

Selama kita bersama Al Qur'an, maka Allah tidak akan pernah menyia nyiakan kita.

حامل القرأن
لا تبعدك المعاصي عن القرآن فإنها والله أكبر ما يحول بين الحافظ والقرآن

Jangan sampai maksiat menjauhkanmu dari Al Qur'an, karena sesungguhnya demi Allah yang Maha Besar, tidak akan pernah berpisah antara Al Qur'an dan penghafalnya.

حامل القرأن
من أقبل على القرآن بِكُل مافيه أقبل عليه القرآن

Siapapun yang datang kepada Al Qur'an dengan segala yang dipunyai maka Al Qur'an pasti mendatanginya.

حامل القرأن
ذٰلك القرآن عَزيز لايُعطى لِمن أخذه بِضَعف أو تكاسل، خُذه بِحقه

Al Qur'an sangatlah mulia, tidak diberikan kepada siapa saja yang mencarinya dengan lesu dan malas, raihlah ia dengan sekuat tenaga.

حامل القرأن
يامن رزقك الله وامتن عليك بأن جعل صدرك مستودعاً لكلامه ،أحسن الحفظ .. واحفظ الأمانة ، فحري بصدر يحمل كلام الله أن لايحمل إلا كل خير


Wahai engkau yg telah dikaruniakan oleh Allah dan diberikan kenikmatan dengan dijadikan nya dadamu menjadi tempat dititipkannya Al Qur’an. Perbaikilah hafalanmu, jagalah amanah ini..., maka sudah sepatutnya untut setiap pembawa Al Qur’an ini untuk tidak mengisinya kecuali dengan kebaikan.

حامل القرأن
لا تدع فرحة الحفظ تلهيك عن تثبيته فالمحافظة على القرآن في صدرك يحتاج منك عناية من مداومة على تلاوته واستظهاره وقيام به بالليل


Jangan sampai rasa bangga dengan keberhasilan hafalan melalaikanmu dari mengulang nya, Karena menjaga Al Qur'an agar tetap di dadamu membutuhkan istiqamah dalam membacanya, terbangun bersamanya dikeheningan malam.

حامل القرأن
لا تيأس وتقول لم أتقن الزمن أمامك .. 
والحياة مشرقة بهيّة 
فقط ثبت قدمك .. 
واستمر بطريقك 
وسوف تلقى مايسرك

Jangan putus asa sehingga menjadikanmu berkata, "aku tidak mampu melancarkan nya". Kesempatan berada di depanmu, dan kehidupan ini bersinar dengan indah, hanya kokohkan pijakan mu..
Dan lanjutkan dengan cara mu, maka kamu pasti menemukan kemudahan.

حامل القرأن
قال أحد السلف لطلابه : أتحفظ القرآن ؟
قال : لا
قال : مؤمن لا يحفظ القرآن ! فبم يتنعم ! فبم يترنم ! فبم يناجي ربه

Salah satu dari salaf bertanya kepada muridnya, "apakah kamu menghafal Al Qur'an?
Murid : tidak
Guru : seorang mukmin yang tidak menghafal Al Qur'an ! dengan apakah ia merasakan kenikmatan ! dengan apakah ia bersenandung ! dan dengan apakah ia bermunajat kepada penciptanya.

حامل القرأن
إذا أحسست بثقل في إتمام وردك فاعلم أن هناك ذنبا جثم على القلب فكدره
قال عثمان رضي الله عنه
لو صفت قلوبنا ما شبعت من كلام ربنا

Apabila engkau merasakan beratnya menyempurnakan wiridmu, maka ketahuilah bahwa terdapat dosa yang menetap di hatimu, maka bersihkanlah.
Utsman R.A berkata : "apabila hati kita telah bersih maka kita tidak akan pernah bosan dengan Al Qur'an.

حامل القرأن
= لا تتعثر مهما كثرت في طريقك العقبات .. 
لا بد من العقبات .. 
ولا بد من الصبر .. 
بل المصابرة والمجاهدة...

Jangan sampai engkau tersandung dengan banyaknya rintangan di jalan yang sedang kau lalui saat ini...

sudah seharus nya rintangan itu hadir..
dan sudah seharusnya kesabaran selalu menemani...
bahkan dengan terus bersabar dan berjuang..

Dikutip dari Ubaidillah Arsyad

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer