Pages

Selasa, 08 Juli 2014

Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Sumber gambar: dream.co.id

Dari Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW. Bersabda, bahwa pada setiap pagi hari bulan Ramadlan angin bertiup dari bawah ‘Arsy yang disebut angin mutsirah menerpa pepohonan di surga. Dengan lembut terpaan angin itu membisikkan suara yang indah sekali. Tidak ada suara yang lebih indah darinya. Kemudian bidadari melihat kearah suara itu dan dengan suara lembut berdoa: “Ya Allah berikan padaku dari bulan Ramadlan ini pasangan hidup di surga ini”. Maka barang siapa yang berpuasa Ramadlan akan dijodohkan oleh Allah dari antara bidadari-bidadari itu yang senantiasa bersemayam di istana surga. Setiap bidadari memakai perhiasan berwarna-warni. Masing-masing mempunyai tempat tidur dari yaqut berwarna merah yang bertahtakan permata. Di sana tersedia beraneka macam makanan dan buah-buahan. Ini semua untuk orang yang berpuasa dan amalan-amalan lain yang mereka lakukan pada bulan itu.

Sudah seharusnya kita sebagai seorang mukmin memuliakan bulan Ramadlan. Dengan berpuasa Ramadlan, kita menjauhi segala larangan serta menjalankan berbagai ibadah dan kebaikan. Misalnya berupa shalat, zakat, zikir, membaca tasbih, dan tadarrus Al-Qur’an.

Allah berfirman kepada Nabi Musa a.s. “Aku memberi umat Muhammad dua nur agar terhindar dari bahaya dua kegelapan.”  Musa a.s., bertanya “Apa yang dimaksud dengan dua nur Ya Rabbi?” Maka Allah menjawab, “Apa yang dimaksud dengan dua kegelapan, Ya Rabbi?” Allah menjawab, “Kegelapan di kubur dan kegelapan di hari kiamat.”

Kita sebagai umat Islam mempunyai kesempatan yang sangat besar untuk memperoleh keutamaan bulan Ramadlan. Misalnya dengan menjalankan puasa, memperbanyak membaca Al-Qur’an, memperbanyak shalat, memberi  buka orang-orang yang berpuasa dan banyak bersedekah.

Oleh karena itu jangan kita lewatkan kesempatan ibadah dalam bulan Ramadlan!

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer