Pages

Kamis, 31 Mei 2018

Takdir CInta



Ya Allah, jadikanlah aku ikhlas pada keputusan-Mu hingga aku tidak mempercepat sesuatu yang Engkau tunda dan tidak menunda sesuatu yang Engkau segerakan..

Ya Rabbul Izzatii, cintakanlah aku kepada seseorang yang juga mencintai-Mu, yang Engkau cintai sehingga ia akan membimbingku untuk selalu mencintai-Mu..

Ya Rahman, Ya Rahim Jika ia belum menemukanku, buatlah ia menunggu di situ, dan biarkan aku yang menemukannya dalam istikharahku..

Wahai Tuhan Pemilik Hati, seandainya aku mampu sebentar saja melihat catatan kehidupanku, mungkin aku tak akan pernah mengalami kegalauan seperti retaknya sebuah bejana keramik. Haruskah aku berprasangka pada semua nikmat yang Engkau berikan?

Haruskah aku membenci dan memusuhi masa ketika aku tak pernah sanggup memiliki semua yang aku inginkan. Haruskah aku membenci masa lalu dan kesalahan yang bahkan tidak pernah aku lakukan.

Aku lelah .... lelah menjadi seperti sebuah menara yang tinggi, yang harus mampu memberikan kesejukan untuk orang-orang yang datang kepadanya. Harus mampu melindungi setiap musafir yang kelelahan dari teriknya sinar matahari. Aku lelah diperlakukan terlalu istimewa.

Aku hanya ingin menjadi manusia biasa, yang bisa menjaga cintanya. Bisa meraih apa yang diinginkannya, bisa meraih apa yang selama ini menjadi impiannya. Mengapa semakin banyak yang aku punya, aku justru semakin banyak kehilangan? Haruskah aku menghujat takdir-Mu yang Maha Indah?

Aku hanya ingin mencintai dan memilikinya, bukan dalam keadaan gamang yang tak berkesudahan. 

Apakah aku salah ketika mencintainya? Apakah aku bukan lagi pejuangmu ketika aku menyimpannya dalam relung kabulku? 

Wahai Pemilik Cinta, mengapa kau pilih dia untuk hadir dalam hidupku ketika aku tidak mungkin memilikinya? Aku mencintainya, wahai Rabb-ku. Aku hanya ingin Kau halalkan cinta ini untuknya, bukan untuk yang lain. Bukan pula untuk orang yang hanya mampu kuhormati sebagai sahabatku.

Aku mencintainya, Rabb. Aku mencintainya dan menyayanginya dengan semua cinta yang Kau karuniakan ke dalam hatiku. Dengan semua kasih sayang yang Kau hadirkan dalam jiwaku. Tetapi salahkah cinta itu saat ini?

Ya Rabb, mengapa tubuh ini seolah berjalan tanpa jiwa? Terkadang begitu sulit untuk berteriak pada dunia! Bahkan untuk sekadar bernapas!

Ya Rabb, mengapa setiap malamku seolah bergerak tanpa nyawa? Tak ada lagi mimpi indah yang menyenangkan, hanya kegalapan tanpa ujung!

Ya Rabb, bolehkah aku bertanya? Apa kehendak takdir yang tertuang dalam bahasa jiwa? Apakah salah sebuah keyakinan?

Aku berdiri atas nama-Mu. Aku bergerak atas ridha-Mu. Aku menangis atas rencana-Mu. 

Aku mohon, bahagiakan aku dengan cinta-Mu. Wahai Tuhan, seandainya aku dapat sedikit mengintip takdir-Mu... pasti semua akan mampu menghapus isak-ku.

Aku hanya ingin bertahan. Bertahan pada keyakinan bahwa semua doa yang kupanjatkan pada-Mu tak pernah salah. Doa yang bergemuruh dari gejolak jiwa di mana hanya Kau dan aku yang tahu dan hanya Kau yang dapat mengerti.

Wahai kau manusia pemilik hatiku, hampir setiap tarikan napas selalu ada huruf-huruf yang tersusun atas namamu, tapi mengapa engkau tak dapat membacanya.

Wahai kau manusia pemilik hatiku, dalam setiap ucapan doa selalu ada namamu yang terbingkai indah, tapi mengapa engkau tak dapat memahaminya?

Aku akan terus melangkah melawan arah meski kenyataan takdir terus menampar. Apakah cintaku salah?

Aku yang mulai lelah bertanya dan melawan kini sampai pada sebuah keyakinan.... kau memang milikku, Tangan-Nya sendiri yang akan mengantarkanmu padaku ..

Dengan cara-Nya dan dengan waktu-Nya. Aku mencintaimu dalam kehidupan nyata dan juga mimpiku.

Wahai Tuhan pemilik hati, aku tahu Kau tak tidur Maka, semua kukembalikan kepada-Mu Kaulah sebaik-baiknya penjaga. Kumohon jaga ia dalam setiap waktunya, Kumohon jaga ia dalam setiap rapuhnya, Kumohon yakinkan hatinya, bahwa aku selalu mencintainya..

Sumber: Menara Cinta Istikharah Cinta Zalfa oleh Widuri R. Al Fath

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer