Ya
Allah, jadikanlah aku ikhlas pada keputusan-Mu hingga aku tidak mempercepat
sesuatu yang Engkau tunda dan tidak menunda sesuatu yang Engkau segerakan..
Ya
Rabbul Izzatii, cintakanlah aku kepada seseorang yang juga mencintai-Mu, yang
Engkau cintai sehingga ia akan membimbingku untuk selalu mencintai-Mu..
Ya
Rahman, Ya Rahim Jika ia belum menemukanku, buatlah ia menunggu di situ, dan
biarkan aku yang menemukannya dalam istikharahku..
Wahai
Tuhan Pemilik Hati, seandainya aku mampu sebentar saja melihat catatan
kehidupanku, mungkin aku tak akan pernah mengalami kegalauan seperti retaknya
sebuah bejana keramik. Haruskah aku berprasangka pada semua nikmat yang Engkau
berikan?
Haruskah
aku membenci dan memusuhi masa ketika aku tak pernah sanggup memiliki semua
yang aku inginkan. Haruskah aku membenci masa lalu dan kesalahan yang bahkan tidak
pernah aku lakukan.
Aku
lelah .... lelah menjadi seperti sebuah menara yang tinggi, yang harus mampu
memberikan kesejukan untuk orang-orang yang datang kepadanya. Harus mampu
melindungi setiap musafir yang kelelahan dari teriknya sinar matahari. Aku
lelah diperlakukan terlalu istimewa.
Aku
hanya ingin menjadi manusia biasa, yang bisa menjaga cintanya. Bisa meraih apa
yang diinginkannya, bisa meraih apa yang selama ini menjadi impiannya. Mengapa
semakin banyak yang aku punya, aku justru semakin banyak kehilangan? Haruskah
aku menghujat takdir-Mu yang Maha Indah?
Aku
hanya ingin mencintai dan memilikinya, bukan dalam keadaan gamang yang tak
berkesudahan.
Apakah
aku salah ketika mencintainya? Apakah aku bukan lagi pejuangmu ketika aku
menyimpannya dalam relung kabulku?
Wahai
Pemilik Cinta, mengapa kau pilih dia untuk hadir dalam hidupku ketika aku tidak
mungkin memilikinya? Aku mencintainya, wahai Rabb-ku. Aku hanya ingin Kau
halalkan cinta ini untuknya, bukan untuk yang lain. Bukan pula untuk orang yang
hanya mampu kuhormati sebagai sahabatku.
Aku
mencintainya, Rabb. Aku mencintainya dan menyayanginya dengan semua cinta yang
Kau karuniakan ke dalam hatiku. Dengan semua kasih sayang yang Kau hadirkan
dalam jiwaku. Tetapi salahkah cinta itu saat ini?
Ya
Rabb, mengapa tubuh ini seolah berjalan tanpa jiwa? Terkadang begitu sulit
untuk berteriak pada dunia! Bahkan untuk sekadar bernapas!
Ya
Rabb, mengapa setiap malamku seolah bergerak tanpa nyawa? Tak ada lagi mimpi indah
yang menyenangkan, hanya kegalapan tanpa ujung!
Ya
Rabb, bolehkah aku bertanya? Apa kehendak takdir yang tertuang dalam bahasa
jiwa? Apakah salah sebuah keyakinan?
Aku
berdiri atas nama-Mu. Aku bergerak atas ridha-Mu. Aku menangis atas rencana-Mu.
Aku mohon, bahagiakan aku dengan cinta-Mu. Wahai Tuhan, seandainya aku dapat
sedikit mengintip takdir-Mu... pasti semua akan mampu menghapus isak-ku.
Aku
hanya ingin bertahan. Bertahan pada keyakinan bahwa semua doa yang kupanjatkan
pada-Mu tak pernah salah. Doa yang bergemuruh dari gejolak jiwa di mana hanya
Kau dan aku yang tahu dan hanya Kau yang dapat mengerti.
Wahai
kau manusia pemilik hatiku, hampir setiap tarikan napas selalu ada huruf-huruf
yang tersusun atas namamu, tapi mengapa engkau tak dapat membacanya.
Wahai
kau manusia pemilik hatiku, dalam setiap ucapan doa selalu ada namamu yang
terbingkai indah, tapi mengapa engkau tak dapat memahaminya?
Aku
akan terus melangkah melawan arah meski kenyataan takdir terus menampar. Apakah
cintaku salah?
Aku
yang mulai lelah bertanya dan melawan kini sampai pada sebuah keyakinan.... kau
memang milikku, Tangan-Nya sendiri yang akan mengantarkanmu padaku ..
Dengan
cara-Nya dan dengan waktu-Nya. Aku mencintaimu dalam kehidupan nyata dan juga
mimpiku.
Wahai
Tuhan pemilik hati, aku tahu Kau tak tidur Maka, semua kukembalikan kepada-Mu
Kaulah sebaik-baiknya penjaga. Kumohon jaga ia dalam setiap waktunya, Kumohon
jaga ia dalam setiap rapuhnya, Kumohon yakinkan hatinya, bahwa aku selalu
mencintainya..
Sumber:
Menara Cinta Istikharah Cinta Zalfa oleh Widuri R. Al Fath
0 komentar:
Posting Komentar