Pages

Rabu, 16 Agustus 2017

Bedah Nasihat Kepada Hafidzah

Sumber gambar: akhwatshalihah.com

Menarik saat DR. Ishom Abdul Aziz Abdul Qadir dari Mesir membuka kalam dipertemuan malam itu dima'had putri Yayasan Ibnu Katsir Jember. Kurang lebih "saya ingin tau, kenapa kalian berada disini, memilih ada disini dan belajar disini"

Pertanyaan klasik, batin saya. Tapi saya juga benar2 ingin tahu, apakah jawabannya juga se-klasik itu. Tepat, para santriwati menjawab dengan semantap jawaban bahwa mereka ingin menjadi hafidzah, membahagiakan kedua orang tua. Simple tapi mengena. Dan itu tidak salah.

Tapi syaikh Ishom geleng-geleng, tersenyum, rupanya berharap ada jawaban lain... nah! Saya suka gaya beliau yg ini, yg membuat saya mengejar-mengejar beliau ke ma’had putri ya ini heheh.

Tabiatnya yg selalu detil dan berhasil menghidangkan makna terdalam dan fakta yg luput dari pikiran kebanyakan orang atas kalimat-kalimat yg beliau sampaikan dalam muhadharahnya. "Baik saya akan beritahu kalian" lanjut beliau.

"Saya tidak akan memberikan ceramah ini kepada santri dimahad putra, mereka tidak butuh ini, singkat saja kalau dengan mereka itu khusus saya berikan ini untuk anda para wanita karena anda khas, spesial, tidak sama dengan santri putra" (semua tertawa tersanjung) sambil "cieeeeeee".

Rahasia dari jawaban pertanyaan itu adalah, bahwa santriwati adalah perempuan, dan kelak akan menjadi istri... lalu menjadi ibu...  "ooohhhhhh" sahut seisi ruangan.

"Saya katakan kepada kalian, jika lelaki sholih mendapat istri tidak sholihah maka rusaklah anaknya, tapi jika istri sholihah, kalaupun bapaknya tidak sholih maka baiklah anaknya" beliau kisahkan perempuan-perempuan sholihah dalam Al-Qur’an. Diantaranya, Siti Asiyah, istri Nabi Nuh a.s., istri Nabi Luth, ibunda Nabi Musa, bunda Nabi Muhammad saw. Bahkan Ibunda Anas Bin Malik atau yang lebijh kita kenal dengan nama besarnya sebagai Imam Madzhab yaitu Imam Malik.

Alkisah, bapak Imam Malik ini sangat mengidamkan memperistri perempuan yg cantik rupawan, maka ketika pernikahan terjadi, dan hijab sang istri dibuka ternyata dijumpainya wajah sang istri hitam dan (maaf) tdk cantik .

Sang suamipun marah dan kecewa, namun ibu Imam Malik ternyata perempuan yg cerdas dan beriman sempurna, terlihat dari saat menjawab kekecewaan suami yg baru dinikahinya "sesungguhnya hitamnya wajah ini, tidaklah mencerminkan apa yg ada pada diriku, jika dapat kau lihat dalamnya hati dan isi kepalaku, dalamnya imanku sungguh akan kau ketahui secerah mentari bersinar.... di malam itu tugas sang suami pun tertunai untuk pertama dan terakhir kalinya.

Perempuan mulia hati itupun hamil dan melahirkan seorang putra yg diberi nama Anas bin Malik, Imam Malik disini dinisbahkan pada kakeknya dan bukan bapaknya. Ketika mendekap bayinya, sang ibu berkata "aku tidak ingin menjadikanmu artis terkenal tetapi aku akan mendidikmu dengan pendidikan Nabi".

Dan kemudian jaman dibuat takjub dengan kebesaran nama Imam malik dengan Madzhab Maliki-nya. (Wallahu a'lam).

Syaikh Ishom melanjutkan "Anda tau? Perempuan itu diciptakan lebih kuat daripada lelaki, dia temani anaknya sehari semalam sambil mengerjakan pekerjaan lain dia bisa, kalaupun marah hanya sekejap dia masuk kamar, lalu keluar lagi membersamai anak-anaknya,

Beda dengan bapak, (sambil menjawil penerjemah ganteng disampingnya) mengajari sedikit jika anak tak kunjung bisa maka hilanglah kesabaran. Perempuan itu telaten dan sabar". Sang penerjemah pun angguk-angguk, rupanya setuju hehe. "Itulah kenapa Islam begitu meninggikan derajat perempuan..."

"Letak kekuatan ummat dimasa depan ada pada darah yg mengalir dalam diri kalian, jika darah yg mengalir dipenuhi dengan bacaan-bacaan Al-Qur'an maka akan menghasilkan anak-anak yg berisi Al-Qur’an sejak lahir. Kelak mereka jika terus dididik dan dipenuhi dengan Al-Qur’an maka akan menjadi generasi unggulan. Kuatnya bangsa dan agama ada ditangan perempuannya". 

Lalu "Kalian tau, tak berdaya para lelaki didunia ini tanpa perempuan" semua tergelak dan kompak bilang "cieeee" syaikh pun tertawa, "haqiqan, ini benar. Kalian lihat saya, tak akan ada di dunia ini jika tidak dilahirkan oleh ibu saya"

"Maka tugas kalian di ma'had ini benar-benar sungguh berat. Tidak hanya Al-Qur’an yang harus kalian hafalkan dan pelajari. Tetapi ilmu fiqih, hadits, warits, aqidah dan sebagainya, harus kalian kuasai, itulah bekal menjadi ibu" (menengok kedalam diri saya sendiri saya malu, tidak banyak ternyata ilmu yang saya miliki untuk menjadi seorang ibu... oh الله 

Beliau umpamakan lagi,

"Perempuan itu bagaikan bumi, bagaikan tanah, jika tanah itu bagus kualitasnya, bersih, subur tidak tercemar maka hasil bumi darinya jua akan menjadi hasil unggulan, jika kotor, tidak subur dan tercemar maka.... rusaklah hasil buminya"
"Itulah yg harus kalian miliki wahai pelajar..."

"Maka pesan beliau selanjutnya adalah, milikilah motivasi ini, motivasi melihat الله diakhirat kelak. Agar kelak setelah menikah kalian tidak akan tenggelam dalam tumpukan baju kotor yang harus dicuci atau rumah yang selalu harus disapu atau  tingkah anak-anak yang menyibukkan kalian.  jika motivasi melihat الله kalian punyai maka hafalan kalian akan terjaga dan kalian akan tetap menjadi Ahlul Quran."

Kira-kira 30 menit lebih beliau menyampaikannya, padahal beliau dari awal sudah berjanji akan menyampaikan nya dengan lebih ringkas dan lebih cepat. Karena sudah padat agenda dan masuk wktu istirahat.  faktanya Walaupun waktu molor, kami semua menikmati bahkan merasa kurang atas mauidhoh yang beliau sampaikan dan saya yakin itu semua karena memahami perempuan itu memang rumit serumit menjadi seorang perempuan #eaaa

Tapi jangan sedih dan merasa berat menjadi perempuan..., kalaupun rumit haditsnya tidak berubah, "surga itu dibawah telapak kaki ibu"

Dikutip dari Hamba Allah. Semoga tulisan ini membawa hikmah, manfaat, dan keberkahan serta maslahah bagi kita semua untuk senantiasa memperbaiki diri dan tentunya terkhusus untuk wanita, “Jagalah Muru’ah kalian karena itu adalah pintu untuk melahirkan generasi yang sholih sholihah.”

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer