Pages

Kamis, 18 Oktober 2018

Renungan bagi Kaum Wanita (Belajar dari Inggit Garnasih)





Mencintai itu adalah melayani, menjadi pelayan dari orang yang kita sayangi

(Inggit Garnasih)

Setelah menjadi istri Kusno, aku makin jauh mengerti siapa suamiku. Singa podium itu tetaplah seorang lelaki. Anak muda yang selalu padaku minta disayang dan dimanja. Di dengar cerita dan keluhannya. Aku tahu benar bagaimana memuaskan dan menenangkannya.

Aku memang bukan perempuan terpelajar dan orang pergerakan seperti Suwarsih Djojopuspito atau Suwarni, perempuan yang pernah berdebat dengan Kusno dalam sebuah rapat pemuda. Atau orang yang punya cukup pengetahuan tentang politik, pintar ngomong Belanda dengan setumpuk buku di rumahnya. Tapi dari cara Kusno menyayangiku, rasanya aku mulai tahu bahwa tak semua yang diperlukannya ada di dalam buku atau di antara kaum terpelajar.

Pelan-pelan aku mengerti hal itu. Dan itulah yang kuberikan padanya dengan sebaik-baiknya memberikan semua yang dibutuhkannya. Dengan menjadi istri Kusno barulah aku mengerti, bahwa mencintai itu adalah melayani. Menjadi pelayan dari orang yang kita sayangi.

Tapi Kusno tak lantas menjadi seorang Tuan. Ia seorang lelaki yang lembut dan amat menghargaiku. Ia tahu perbedaan di antara kami, usiaku yang lebih tua dan pendidikannya yang lebih tinggi. Ia pernah bilang, bahwa seseorang bukan dinilai dari pendidikan, intelek, atau keluasan pengetahuannya, tapi dari budi kasihnya sebagai seorang manusia.

Menjadi istri Kusno bagiku adalah hidup bersama seorang lelaki yang selalu digelisahkan oleh nasib bangsa dan tanah airnya. Dan aku berada di dalam kegelisahan itu. menjaga dan merawat semangatnya. Bukan sekali dua kali ia jadi beringasan seperti ombak laut yang mengamuk, sehingga aku harus menenangkannya.

Orang terpelajar dan pergerakan sudah lama mengenal namanya. Murid kesayangan ketua Sarekat Islam Tjokroaminoto. Seperti gurunya, Kusno tak hanya pandai berdebat, tapi juga radikal dan penuh keberanian. Karena itulah tak aneh jika profesornya di THS sering mengingatkan Kusno bahwa ia harus nenjauhi politik jika ingin jadi Insinyur.
(Monolog Inggit Garnasih).

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer