Mencintai itu adalah melayani,
menjadi pelayan dari orang yang kita sayangi
(Inggit Garnasih)
Setelah
menjadi istri Kusno, aku makin jauh mengerti siapa suamiku. Singa podium itu
tetaplah seorang lelaki. Anak muda yang selalu padaku minta disayang dan
dimanja. Di dengar cerita dan keluhannya. Aku tahu benar bagaimana memuaskan
dan menenangkannya.
Aku
memang bukan perempuan terpelajar dan orang pergerakan seperti Suwarsih
Djojopuspito atau Suwarni, perempuan yang pernah berdebat dengan Kusno dalam
sebuah rapat pemuda. Atau orang yang punya cukup pengetahuan tentang politik,
pintar ngomong Belanda dengan setumpuk buku di rumahnya. Tapi dari cara Kusno
menyayangiku, rasanya aku mulai tahu bahwa tak semua yang diperlukannya ada di
dalam buku atau di antara kaum terpelajar.
Pelan-pelan
aku mengerti hal itu. Dan itulah yang kuberikan padanya dengan sebaik-baiknya
memberikan semua yang dibutuhkannya. Dengan menjadi istri Kusno barulah aku
mengerti, bahwa mencintai itu adalah melayani. Menjadi pelayan dari orang yang
kita sayangi.
Tapi
Kusno tak lantas menjadi seorang Tuan. Ia seorang lelaki yang lembut dan amat menghargaiku.
Ia tahu perbedaan di antara kami, usiaku yang lebih tua dan pendidikannya yang
lebih tinggi. Ia pernah bilang, bahwa seseorang bukan dinilai dari pendidikan,
intelek, atau keluasan pengetahuannya, tapi dari budi kasihnya sebagai seorang
manusia.
Menjadi
istri Kusno bagiku adalah hidup bersama seorang lelaki yang selalu digelisahkan
oleh nasib bangsa dan tanah airnya. Dan aku berada di dalam kegelisahan itu.
menjaga dan merawat semangatnya. Bukan sekali dua kali ia jadi beringasan seperti
ombak laut yang mengamuk, sehingga aku harus menenangkannya.
Orang
terpelajar dan pergerakan sudah lama mengenal namanya. Murid kesayangan ketua
Sarekat Islam Tjokroaminoto. Seperti gurunya, Kusno tak hanya pandai berdebat,
tapi juga radikal dan penuh keberanian. Karena itulah tak aneh jika profesornya
di THS sering mengingatkan Kusno bahwa ia harus nenjauhi politik jika ingin
jadi Insinyur.
(Monolog
Inggit Garnasih).
0 komentar:
Posting Komentar