Pages

Rabu, 24 Maret 2021

Sejarah Pendidikan Islam: Genealogi dan Signifikansinya di Era Kekinian

 

Sumber gambar: islami.co

Almarhum Prof. Kuntowijoyo secara sangat padat mendefinisikan sejarah sebagai “rekonstruksi masa lalu.” Hanya saja tentu saja sejarah tidak menjadikan seluruh masa lalu sebagai objeknya. Pada pokoknya sejarah berporos pada masa lalu manusia. Karenanya, bagaimana alam tercipta, pergeseran lempeng bumi, bagaimana proses benua dan pulau-pulau terbentuk, atau berbagai hal tentang fosil binatang purba, bukanlah bagian dari penelitian sejarah. Yang menggarapnya adalah astronomi, geologi, arkeologi, atau antropologi fisik. Sejarah membicarakan manusia dari sudut pandang waktu. Dalam waktu dapat terjadi banyak hal, antara lain: perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan. Perubahan dapat terjadi dengan cara sangat cepat, cepat, lambat, atau dengan cara sangat lambat. Itulah sebabnya periodisasi menjadi sangat penting dalam sejarah; yakni agar dalam masing-masing periode dapat dilihat secara jelas ciri-ciri dan karakteristik perubahannya.

Sejarah memilih hal-hal yang bermakna secara sosial untuk menjadi objek pembahasannya. Tidak semua hal dipandang relevan terhadap perkembangan dan perubahan masyarakat manusia. Namun demikian sesuatu yang dalam tataran umum terasa ‘biasa’ dapat saja memiliki makna sosial yang sangat penting dalam masa dan tempat tertentu. Dengan kata lain, apa yang bermakna secara sosial dapat dirumuskan secara bervariasi dari orang ke orang, dari waktu ke waktu. Yang prinsip adalah bahwa sejarah memperhatikan yang bermakna, bukan yang sia-sia. Dalam pada itu, sifat dasarnya membuat sejarah senantiasa melihat objeknya sebagai sesuatu yang unik, dan karenanya maka penjelasan yang diberikan pun dengan sendirinya bersifat unik dan sedapat mugkin mendetail. Sejarah tidak mengupayakan generalisasi, sebagaimana dalam ilmu-ilmu sosial lainnya seperti sosiologi dan antropologi.

Signifikansi Sejarah Pendidikan Islam

Kegunaan Sejarah Pendidikan Islam dapat diuraikan mulai dari tingkat yang palig filosofis dan teoretis hingga  yang paling praktis. Di antara kegunaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sebagai ilmu pengetahuan. Sejarah Pendidikan Islam yang sedemikian panjang dipelajari untuk mengetahui perkembangan pendidikan Islam dari masa ke masa dan dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Dasar-dasar ajaran Islam dengan sangat tegas menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang positif dan sangat penting.6 Ilmu pengetahuanlah yang menentukan keberhasilan sebuah masyarakat dalam pengembangan peradabannya. Dengan mengetahui Sejarah Pendidikan Islam maka seseorang paham sejauh mana praktik pendidikan Islam saat sekarang ini mengacu pada akar-akar kesejarahannya atau malah sebaliknya.

2. Sebagai contoh untuk ditiru. Sebagai sebuah sejarah pendidikan yang membentang lima belas abad lamanya, pastilah dalam Sejarah Pendidikan Islam ada banyak hal yang istimewa. Dalam pengalaman generasi atau masa keemasan Islam terpendam berbagai praktik terbaik (best practices) yang perlu digali dan dipahami secara baik oleh geneasi sekarang. Lalu dari berbagai praktik yang baik tersebut dilihat bagianbagian yang masih relevan dan bermanfaat untuk ditiru dan dipraktikkan kembali dalam aktivitas pendidikan Islam masa sekarang ini.

3. Sebagai contoh untuk dikritik dan dihindari. Bagaimana pun juga, adalah naif untuk mengasumsikan bahwa Sejarah Pendidikan Islam sepenuhnya berisi praktik yang benar dan baik. Sebagai kumpulan pengalaman manusia, tidak dapat tidak di dalamnya juga telah terjadi praktik-praktik yang kurang baik. Itu pula sebabnya pendidikan Islam mengalami masa kejayaan, tetapi kemudian mengalami kemandekan serius. Praktikpraktik yang kurang baik dan keliru perlu juga untuk dibaca, dianalisis, dan dipahami sebaik mungkin, agar tidak diulangi dalam pendidikan Islam masa sekarang dan masa depan.

4. Sebagai penguat identitas keislaman. Kegunaan lain dari mempelajari Sejarah Pendidikan Islam adalah untuk memperkuat identitas keislaman. Pengalaman masa lalu sebuah masyarakat adalah merupakan landasan bagi pembentukan identitasnya. Generasi muslim saat ini sangat penting mengetahui capaian-capaian masa lalu yang pernah diukir oleh generasi pendahulu. Sebab capaian-capaian tersebut dapat memberi rasa bangga bagi mereka dan membangun kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan masa kini dan juga dalam membangun kemajuan di masa depan. Tentu saja perlu diingatkan bahwa mereka yang mempelajari masa lalu tidak boleh sampai terjebak oleh sikap bernostalgia. Seperti dijelaskan pada poin terdahulu, sejarah mestilah dilihat secara kritis dan objektif.

5. Sebagai ‘ibrah. Dalam Alquran dinyatakan bahwa tujuan akhir dari mempelajari kejadian-kejadian masa lalu adalah untuk memperoleh ‘ibrah. ‘Ibrah adalah pelajaran hidup dari mengetahui dan merenungkan kejadian-kejadian masa lalu yang berguna dalam merumuskan sikap dan tindakan pada masa kini. Sejarah tidak bertujan akhir untuk mengawetkan masa lalu, sebagaimana diupayakan oleh arkeologi. Misalnya, ‘ibrah yang sangat penting dapat diperoleh dengan merenungkan aktivitas ilmiah yang dilakoni oleh para tokoh dunia pendidikan masa lalu. Pembaca yang kritis segera akan melihat bahwa semua kegiatan mereka dibangun di atas sebuah fondasi sikap keuletan tanpa kenal lelah, daya kritik yang kuat, dan keberanian yang luar biasa. Inilah yang kemudian memungkinkan mereka menjadi ilmuan-ilmuan besar di bidangnya. ‘Ibrah yang dapat diperoleh adalah bahwa waktu boleh berjalan terus; akan tetapi semangat yang sama masih merupakan syarat mutlak keberhasilan di dunia ilmiah hingga kini dan hingga di masa mendatang

Dikutip dari Prof. Hasan Asari, M.A., dalam Sejarah Pendidikan Islam.

Agar Pembaca dapat mengulas tema di atas lebih dalam, kami lampirkan versi luring (offline) pdf pada link di bawah ini.

Sejarah Pendidikan Islam pdf

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer