Sayyidah Khadijah adalah seorang yang memiliki akhlak yang terpuji, wajah
yang rupawan, dan harta yang bergelimang. Hal itulah yang membuat Sayyidah
Khadijah begitu terhormat, terpandang, terkenal di kalangan masyarakat Arab.
Meski sudah pernah menikah dua kali –suami pertama adalah Abu Halah at-Tamimi
dan suami kedua adalah Atiq bin Aidz bin Makhzum. Keduanya wafat- dan
melahirkan empat orang anak, namun banyak pria yang berminat untuk
mempersuntingnya.
Di sisi lain, pada saat itu Nabi Muhammad saw. adalah ‘mitra kerja’
Sayyidah Khadijah. Beliau menjajakan barang dagangan milik Sayyidah Khadijah ke
beberapa negeri di luar Makkah. Keuntungannya dibagi dua. Meski tidak kaya-kaya
amat, Muhammad muda adalah seorang dengan reputasi baik. Beliau begitu dihormati
karena kejujurannya sehingga mendapatkan gelar al-Amin (terpercaya). Di samping
itu, Nabi Muhammad memiliki wajah yang tampan sehingga banyak wanita yang
kepincut dengannya.
Setelah menjalin hubungan kerja dengan Nabi Muhammad beberapa saat,
Sayyidah Khadijah menjadi tertarik dengan mitranya itu. Ia bahkan meminta salah
satu sahabatnya Nafisah binti Munyah untuk meminang Nabi Muhammad saw. untuk
dirinya. Nafisah lantas menemui Nabi Muhammad saw. dan menceritakan semuanya
tentang perasaan Khadijah.
“Muhammad, aku Nafisah binti Munyah. Aku datang membawa berita tentang
seorang perempuan agung, suci, dan mulia. Pokoknya ia sempurna, sangat cocok
denganmu. Kalau kau mau, aku bisa menyebut namamu di sisinya,” kata Nafisah
kepada Muhammad, dikutip dari buku Bilik-bilik Cinta Muhammad (Nizar Abazhah,
2018).
Singkat cerita, Sayyidah Khadijah dan Nabi Muhammad saw. akhirnya
menikah. Riwayat yang masyhur menyebutkan bahwa pada saat itu Sayyidah Khadijah
berusia 40 tahun sementara Nabi Muhammad saw. 25 tahun. Namun ada pendapat lain
yang mengatakan bahwa pada saat menikah usia Sayyidah Khadijah adalah 35 tahun,
sedangkan Nabi Muhammad saw. 30 tahun. Bahkan riwayat tanpa sanad Ibnu Ishaq
menyebut kalau Sayyidah Khadijah ketika itu berusia 28 tahun.
Terlepas dari itu semua, Sayyidah Khadijah adalah istri pertama yang
dinikahi Nabi Muhammad saw. Mereka berdua mengarungi biduk rumah tangga sekitar
25 tahun hingga akhirnya Sayyidah Khadijah meninggal dunia. Selama itu pula,
Nabi Muhammad saw. tidak pernah menikah dengan wanita lainnya.
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah apa alasan atau motivasi Sayyidah
Khadijah memilih Nabi Muhammad saw. untuk menjadi suaminya? Mengapa Sayyidah
Khadijah melabuhkan hatinya kepada seorang pemuda yang jarak usia keduanya
cukup jauh? Bukankan banyak pemuka Makkah yang berminta dan siap menjadi
pendamping hidupnya?
Sebagaimana keterangan dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad dalam
Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih (M Quraish Shihab, 2018), Sayyidah
Khadijah memilih Nabi Muhammad saw. untuk menjadi suaminya karena dia menilai
bahwa Nabi Muhammad saw. adalah sosok manusia yang sempurna kepribadiannya,
baik sifat lahir maupun sifat batinnya. Bukan karena penampilannya secara
sepintas.
Sayyidah Khadijah memiliki banyak pengalaman dalam mengarungi biduk rumah
tangga. Hal itu lah yang membuat Sayyidah Khadijah yakin bahwa kebagaian rumah
tangga tidak ditentukan oleh banyak atau sedikitnya materi seseorang, namun
ditentukan oleh kepribadian yang luhur, asal usul yang bersih, serta kematangan
dalam perpikir dan bertindak. Dan sosok itu ada pada Nabi Muhammad saw. Terlepas
dari itu semua, tentu hal itu sudah digariskan Allah di Lauh Mahfudz.
Sumber: nu.or.id
0 komentar:
Posting Komentar