Pages

Sabtu, 09 Maret 2019

Wanasitu Anni Imra’ah


Wanasitu Anni Imra’ah sebuah judul asli dari novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan” karya Ihsan Abdul Quddus. Novel ini mengingatkan kaum perempuan bahwa kodrat wanita adalah wanita bukan sebaliknya. Menjadi wanita seutuhnya tanpa melalaikan kewajiban dan tanggung jawab kodrati seorang wanita. Novel ini banyak mengulas kegalauan dan kecemasan tingkat dewa yang dialami sosok wanita karir yang sibuk mengaktualisasi dirinya di kancah publik. Hingga melupakan kodratnya sebagai wanita.

Dalam mukaddimah novel tersebut tertulis “setiap orang memiliki dua sisi: Satu untuk orang lain, Satu untuk dirinya sendiri. Mustahil menyatukan keduanya”. Agaknya patut direnungkan ungkapan di atas oleh kita. Setiap manusia dilahirkan membawa fitrah; kodrat kesucian ilahi melekat pada kita. Kodrat atau fitrah manusia pada dasarnya adalah ingin tahu, menjadi pembelajar, punya rasa empati atau kepedulian sosial, bergaul, bercengkrama dengan sesama. Namun kebanyakan realitas menunjukkan dewasa ini naluri manusia telah menyalahi fitrahnya sehingga mengalami kegalauan, kecemasan yang luar biasa. Banyak yang mengeluh bagaimana solusi mengatasinya?. Jawabannya tentu sederhana, jadilah sebenar-benar manusia yang sesuai fitrahmu. Dengan begitu, kebuntuan, kesumpekan, keruwetan yang terjadi akan sirna dengan sendirinya atau paling tidak mampu mengurangi problem hidupmu.

Kembali pada isi novel, wanita yang ditokohkan dalam novel tersebut adalah wanita karir yang terobsesi ingin meraih segalanya. Hingga melupakan kodratnya sebagai ibu dan seorang istri yang harus melayani dan mengurus suami serta segala keperluan rumah tangganya. Selanjutnya ia merasa ada yang hilang dirinya. Ia tidak menemukan kenyamanan dan ketenangan dalam hidup. Serba serbi capaiannya tak bermakna sedikitpun bagi dirinya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, bahwa perkawinan berlangsung setelah menjalani proses perpaduan  perasaan yang disebut cinta. Bilapun cinta itu belum tumbuh sempurna, maka perkawinan dapat dibangun atas dasar perasaan untuk bebas memilih. Kebebasan memilih adalah hak asasi masing-masing individu. Perkawinan bukan otoritas orang tua melainkan wewenang setiap pemuda dan pemudi. Setiap mereka memiliki hak untuk menemukan sendiri pasangan hidupnya.


Yukkk simak lebih lengkap isi novel tersebut di bawah link ini J
Wanasitu Anni Imra'ah

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer