Wanasitu
Anni Imra’ah sebuah judul asli dari novel “Aku Lupa Bahwa
Aku Perempuan” karya Ihsan Abdul Quddus. Novel ini mengingatkan kaum perempuan
bahwa kodrat wanita adalah wanita bukan sebaliknya. Menjadi wanita seutuhnya
tanpa melalaikan kewajiban dan tanggung jawab kodrati seorang wanita. Novel ini
banyak mengulas kegalauan dan kecemasan tingkat dewa yang dialami sosok wanita
karir yang sibuk mengaktualisasi dirinya di kancah publik. Hingga melupakan
kodratnya sebagai wanita.
Dalam mukaddimah
novel tersebut tertulis “setiap orang memiliki dua sisi: Satu untuk orang lain,
Satu untuk dirinya sendiri. Mustahil menyatukan keduanya”. Agaknya patut
direnungkan ungkapan di atas oleh kita. Setiap manusia dilahirkan membawa
fitrah; kodrat kesucian ilahi melekat pada kita. Kodrat atau fitrah manusia
pada dasarnya adalah ingin tahu, menjadi pembelajar, punya rasa empati atau
kepedulian sosial, bergaul, bercengkrama dengan sesama. Namun kebanyakan
realitas menunjukkan dewasa ini naluri manusia telah menyalahi fitrahnya
sehingga mengalami kegalauan, kecemasan yang luar biasa. Banyak yang mengeluh
bagaimana solusi mengatasinya?. Jawabannya tentu sederhana, jadilah
sebenar-benar manusia yang sesuai fitrahmu. Dengan begitu, kebuntuan,
kesumpekan, keruwetan yang terjadi akan sirna dengan sendirinya atau paling
tidak mampu mengurangi problem hidupmu.
Kembali pada
isi novel, wanita yang ditokohkan dalam novel tersebut adalah wanita karir yang
terobsesi ingin meraih segalanya. Hingga melupakan kodratnya sebagai ibu dan seorang
istri yang harus melayani dan mengurus suami serta segala keperluan rumah
tangganya. Selanjutnya ia merasa ada yang hilang dirinya. Ia tidak menemukan
kenyamanan dan ketenangan dalam hidup. Serba serbi capaiannya tak bermakna
sedikitpun bagi dirinya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, bahwa perkawinan berlangsung setelah menjalani proses
perpaduan perasaan yang disebut cinta. Bilapun
cinta itu belum tumbuh sempurna, maka perkawinan dapat dibangun atas dasar
perasaan untuk bebas memilih. Kebebasan memilih adalah hak asasi masing-masing
individu. Perkawinan bukan otoritas orang tua melainkan wewenang setiap pemuda
dan pemudi. Setiap mereka memiliki hak untuk menemukan sendiri pasangan
hidupnya.
Yukkk simak lebih lengkap isi novel tersebut di bawah link ini J
Wanasitu Anni Imra'ah
0 komentar:
Posting Komentar