Kata; Tentang Senja yang Kehilangan
Langitnya
Untuk yang terjebak di masa lalu,
untuk yang sedang melangkah ragu, buku ini akan membantumu beranjak dari kata
yang lalu, ke kata yang baru.
Aku bicara, “satu tahun lagi, aku
membayangkan kita berdua sedang duduk canda di beranda rumah. Ada suara ricik
seperti tiruan suara hujan yang terbawa angin, yang muncul dari kolam ikan yang
letaknya tak jauh dari situ. Aku meminum kopi buatanmu dan kau sedang mengepang
rambut seorang anak perempuan yang akan berangkat ke sekolah dan mengantar si
anak laki-laki bersepeda riang menuju sekolah TK nya yang tak jauh dari rumah
kita. Anak perempuan yang cantik sepertimu, begitu pula anak laki-laki yang
tampan seperti aku, tentunya. Anak perempuan yang akan kita namakan seindah
namamu, begitu pula anak laki-laki. Kau akan menjadi seorang ibu dan istriku. Itulah
bayangan satu tahun ke depanku.”
Akan ada satu orang yang membuatmu
jatuh cinta tanpa sebab, tanpa alasan, juga tanpa pertanyaan. Akan ada satu
orang, yang membuatmu belajar bahwa cinta bisa datang di waktu yang lama, di
waktu yang singkat, juga di waktu tepat. Nugraha mengajarkanku bahwa cinta tak
melulu tentang seseorang yang kita inginkan. Cinta butuh lebih dari itu. Cinta
adalah tentang seseorang yang kita butuhkan. Biru juga mengajarkanku sesuatu,
tentang dua pendaki yang cuma mendaki sampai puncak gunung, tapi tak bisa
pulang bersama. Cinta tak perlu memiliki, karena ujung dari rasa sayang bukan
dari kepemilikan, tapi keikhlasan.
(Dikutip dari buku “Kata; Tentang Senja yang Kehilangan
Langitnya”)
Agar
pembaca dapat mengulas lebih jauh
tulisan di atas, kami sajikan versi luring (offline) pada link
pdf di bawah ini
0 komentar:
Posting Komentar