“Anda
boleh menulis puisi untuk atau kepada siapa saja. Asal jangan lupa menulis
untuk atau kepada saya. Siapakah Saya? Saya adalah kata,”
-Joko Pinurbo
Puisi
terbilang menjadi salah satu karya sastra yang sangat populer dan mudah ditemui
dalam lini masa media sosial dan juga buku-buku sastra kontemporer di ragam
toko buku terdekat di kotamu. Selain proses pembuatannya yang terbilang
sederhana, puisi juga sarat akan pemaknaan yang mendalam pada setiap katanya.
Diksi-diksinya yang saling dipoles berkesinambungan menambah indah syairnya
ketika dilafalkan oleh pembaca. Nggak heran, ketika kalian suka berpuisi,
seketika tersemat label pujangga pada diri.
Dalam
perkembangan dunia sastra banyak lahir generasi penyair dengan puisinya yang
tersohor dari kalangan Muslim. Misalnya saja Jalaluddin Rumi, sastrawan yang
hidup di era abad ke-12 Masehi ini membuat puisi yang abadi hingga kini.
Namanya tak hanya masyhur di bangsa-bangsa timur namun sampai ke Eropa. Di
Indonesia, ulama sekelas Buya Hamka pun dikenal telah meluncurkan karya dalam
dunia kesusastraan dan puisi.
Proses
penulisan maupun pelafalan puisi sarat akan sensitivitas rasa yang mendalam
dari pelakunya. Nggak jarang puisi yang indah hadir dari perasaan si penulis
yang mendalam akan subjek puisi tersebut. Maka nggak heran kalau proses cipta
dan baca puisi ini menyimpan banyak manfaat bagi siapa saja yang melibatkan
diri di dalamnya, terutama ditinjau dari sisi psikologis. Untuk mengetahui
beberapa hal terkait itu, mari simak beberapa manfaat berpuisi yang dihimpun
untuk generasi milenial sebagai berikut :
1. Menambah Sensitivitas dan Kepekaan Perasaan
Kerapkali
puisi datang dari kegundahan hati, kesedihan yang mendalam, atau bahkan dari
kebahagiaan yang sedang memuncak. Hal itu tentu membuat orang yang melakukan
proses cipta maupun baca puisi ini harus mengetahui betul apa yang sedang
dirasakannya. Setelah proses pemahaman akan hal ini, masuklah kedalam proses
menguraikan perasaan tersebut kedalam ritme kata dan kalimat yang sarat akan
keserasian diksi.
Proses
tersebut membuat para penulis puisi bisa mendalami kepekaan perasaan dirinya
dan menimbulkan kepekaan terhadap perasaannya dirinya maupun objek
disekitarnya.
2. Melepas Beban dalam Pikiran
Puisi
bisa disebut sebagai media mengungkapkan isi pikiran, keresahan dan
kebimbangan. Ambil contoh Wiji Thukul seorang aktivis era orde baru yang
melalui puisinya mengungkapkan keresahan tentang realitas sosial yang njomplang
di benaknya. Wiji Thukul mengungkapkan keresahan dan beban-beban dalam benaknya
melalui puisi yang mengkritik pemerintahan saat itu. Itulah fungsi puisi dalam
melepas beban dalam pikiran seseorang.
3. Memompa Kreativitas
Bukan
sekedar kalimat biasa, puisi memiliki artikulasi serta keserasian diksi yang
mendalam. Tanpa proses kreatif takan muncul karya puisi yang baik. Pemilihan
kata dan penyusunan kalimat yang serasi adalah poin kreativitas dalam
menciptakan puisi. Jadi selain kepekaan perasaan ternyata proses kreatif juga
tak bisa lepas dalam proses ini.
4. Menjadi Media Menyampaikan Pesan Alternatif
Sejak
lama puisi kerap digunakan sebagai sarana menyampaikan perasaan pada objek yang
mereka khususkan. Puisi ini memiliki pesan mendalam yang tak tersurat begitu
saja, akan ada proses pemaknaan yang unik bagi siapa saja yang mendapatkannya.
Hal itulah yang membuat puisi dapat dikategorikan sebagai cara untuk
menyampaikan pesan yang mendalam sekaligus unik. Menarik untuk kalian yang
ingin cara alternatif untuk menyampaikan pesan bagi orang terkasih.
Beberapa
uraian diatas adalah rangkuman tentang segudang manfaat yang dimiliki puisi.
Jadi jangan ragu lagi untuk mulai mengurai kalimat dalam bait-bait bermaknanya
dan menyebar cinta dan kebermanfaatan!
Sumber : milenialis.id/
0 komentar:
Posting Komentar