Di antara
beberapa istri Rasulullah saw yang menonjol dalam perjuangannya untuk Islam
tentu adalah Syidah Khadijah dan Sayidah Aisyah. Sayidah Khadijah memiliki jasa
yang besar dalam dakwah, beliau mengeluarkan harta dalam jumlah yang besar
untuk dakwah Rasulullah saw.
Sedangkan
Sayidah Aisyah merupakan salah satu ulama dalam kalangan sahabat yang mempunyai
kontribusi besar dalam periwayatan hadis. Ibnu al‘Amaad al-Hambali dalam
kitabnya Syadzaratudz Dzahabi fi Ahbari Man Dzahaba juz 1 mengutip
perkataan al Hafidz adz-Dzahabi bahwa Sayidah Aisyah meriwayatkan hadis
berjumlah 2210.
Pernah suatu
ketika terjadi perdebatan ringan antara Sayidah Aisyah dan Putri Sayidah
Khadijah, yaitu Sayyidah Fatimah.
Perdebatan
tersebut terekam dalam Nurudz Dzalam karangan Syaikh Nawawi al-Bantani.
Asal mula Perdebatan tersebut ditengarai oleh Rasulullah saw yang masih cinta
dan teringat Sayidah Khadijah padahal sudah meninggal seperti dalam Sahih
Bukhori,
اسْتَأْذَنَتْ هَالَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ أُخْتُ
خَدِيجَةَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَعَرَفَ
اسْتِئْذَانَ خَدِيجَةَ فَارْتَاعَ لِذَلِكَ فَقَالَ، اللَّهُمَّ هَالَةَ ،
قَالَتْ : فَغِرْتُ ، فَقُلْتُ
: مَا
تَذْكُرُ مِنْ عَجُوزٍ مِنْ عَجَائِزِ قُرَيْشٍ حَمْرَاءِ الشِّدْقَيْنِ هَلَكَتْ
فِي الدَّهْرِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ خَيْرًا مِنْهَا
“Haalah
binti Khuwailid (saudari Sayidah Khadijah) meminta ijin menemui Rasulullah saw,
maka Rasulullah teringat suara Sayidah Khodijah (karena suara Haalah mirip
suara Sayidah Khadijah), Lalu Rasulullah saw berubah hatinya (karena terkenang
dengan Sayidah Khadijah). Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Ya Allah, ternyata
Itu Haalah”. Aku (Sayidah Aisyah) pun cemburu dan aku berkata, “Yang engkau
(Rasulullah saw) masih mengenang seorang wanita tua dari golongan Quraisy, yang
merah gusinya, telang meninggal dunia ditelan masa, dan Allah swt telah
menggantikan bagimu yang lebih baik darinya”.
Dalam kitab Nurudz
Dzalam diriwayatkan suatu waktu Sayidah Aisyah berkata kepada Sayidah
Fatimah,
وروى ان عائشة قالت لفاطمة يا فاطمة أنا خير من أمك لأن
رسول الله صلى الله عليه وسلم تزوج أمك وهى ثيب وتزونى وأنا بكر
“Wahai Fatimah! Aku itu lebih baik daripada ibumu,
Khadijah, karena Rasulullah saw menikahi ibumu dalam status janda, sedangkan
beliau menikahiku masih dalam status perawan.”
Mendengar
perkataan Sayidah Aisyah, Sayidah Fatimah menjadi merasa kurang enak. Kemudian,
Dia menemui Rasulullah saw untuk mengadukan permasalahannya dengan ibu tirinya
yaitu Sayidah Aisyah.
Ketika
mendengar aduan Sayidah Fatimah, Rasulullah tidak langsung marah dan
tersinggung, beliau malah menimpali Sayidah Fatimah dengan jawaban yang santai
dan bercanda,
قولى لما صدقت أن رسول الله تزوج أمى وهى ثيب وتزوجك
وأنت بكر ولكن رسول الله حين تزوج أمى هو بكر وحين تزوجك هو ثيب فبكارة رسول الله
صلى الله عليه وسلم خير من بكارتك
“Katakanlah
kepada Aisyah bahwa Rasulullah memang benar menikahi Khadijah yang berstatus
janda dan kamu (Aisyah) masih perawan, akan tetapi ketika Rasullah menikahi
ibuku beliau masih perjaka, dan ketika beliau menikahi kamu sudah dengan
kondisi duda. Tentunya keperjakaan Rasulullah itu lebih baik daripada
keperawanan kamu.”
Setelah
mendengarkan jawaban Rasulullah saw, Sayidah Fatimah kembali menemui Sayidah
Aisyah dan berkarta persis seperti apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
Mendengarkan perkataan Sayidah Fatimah, Sayyidah Aisyah tidak marah, akan
tetapi malah meminta Sayidah Fatimah untuk berterimakasih kepada Rasulullah
saw. Karena beliau mengajarkan jawaban kepada Sayidah Fatimah dengan jawaban
rileks dan santai.
Apa yang
telah dikisahkan di atas tentu menjadi pelajaran bagi umat Islam, bahwa dalam
menghadapi masalah rumah tangga, tidak harus dihadapi dengan serius dan marah,
akan tetapi adakalanya bisa diselesaikan dengan santai.
Dikutip dari
alif.id
0 komentar:
Posting Komentar