Pages

Sabtu, 21 Desember 2019

The Concept Of Man In Ahmad Asrori’s Anthropology Of Tasawuf





Masalah manusia telah menarik perhatian para ilmuwan dari berbagai spesialisasi selama berabad-abad. Banyak dari mereka telah mengusulkan metode dan pendekatan untuk membantu kita memahami konsep manusia, dan - dalam satu atau lain cara - berkontribusi pada pengungkapan berbagai manifestasinya. Namun gagasan manusia masih menyisakan banyak misteri yang belum terjawab dan menunggu lebih banyak upaya untuk mengungkapnya. Tantangan untuk memberikan elaborasi yang cukup mengenai laki-laki menjadi semakin sulit di era modern ini, terutama karena laki-laki hidup dalam masa kerentanan karena tekanan modernitas. Karena itu, manusia - meminjam ‘Alī Sharī‘atī -“ makhluk yang terus berkembang ”,yang bertujuan untuk mencari makna secara terus menerus dalam situasi yang terus berubah.

Dalam upaya untuk memahami gagasan tentang manusia, para ilmuwan telah memperkenalkan banyak bentuk pendekatan - asal ilmu pengetahuan - yang paling awal adalah biologi, ekonomi dan linguistik. Biologi berkaitan dengan manusia sebagai mampu menerima rangsangan psikologis maupun sosial. Ini juga berbicara tentang manusia dalam hal reaksinya terhadap lingkungan, adaptasinya, dan upaya sadar untuk bertindak secara teratur.

Sementara itu, ekonomi berhubungan dengan manusia dalam konteks kebutuhan, keinginan, dan minatnya. Tiga bidang ini mendapat perhatian paling kuat tidak hanya dari para ekonom tetapi juga dari para peneliti dari disiplin ilmu lain. Karena kenyataan bahwa kebutuhan, keinginan, dan terutama kepentingan secara inheren terkait dengan konflik, ekonomi juga mencoba untuk menawarkan pandangan dan narasi mengenai manajemen dan penyelesaian konflik.

Linguistik di sisi lain, berbicara tentang manusia dalam hal pencarian terus menerus akan makna. Makna dalam konteks ini dipahami sebagai tujuan akhir dari kehidupan seseorang yang tanpanya hidup tidak akan berarti. Bahasa dalam seluruh proses pencarian manusia akan makna adalah medium dan simbol dari ide dan pemikiran. Manusia dapat dianggap "rasional" selama ia mampu mengungkapkan gagasannya melalui media bahasa. Linguistik juga mempelajari simbol dan memperlakukannya sebagai bagian dari makna yang melekat dalam bahasa.

Oleh karena itu, ketiga ilmu ini adalah alat paling mendasar yang melaluinya kita dapat belajar tentang manusia dan apa yang paling membentuknya sebagai makhluk hidup. Biologi memberi tahu kita tentang fungsi dan norma manusia, ekonomi tentang kebutuhan dan minat dasarnya, konflik yang mengelilinginya serta hukum yang mengaturnya, sementara linguistik memberi tahu kita tentang sistem makna dan simbol. Dibawa mereka dalam totalitas mereka, ilmu-ilmu ini cukup informatif tentang semua yang perlu kita ketahui tentang manusia.

Terlepas dari tiga ilmu di atas, ilmu-ilmu lain yang telah berurusan dengan masalah manusia termasuk psikologi, sosiologi dan yang paling penting antropologi. Yang belakangan –antropologi- adalah yang paling serius dan intensif dari semuanya. Ini mendedikasikan dirinya untuk menjelajahi dunia manusia terutama dari budaya dan –dan ini adalah sudut pandang kami – filosofis.

Antropologi pada awalnya adalah sebuah ilmu yang diperkenalkan dan disesuaikan oleh kekuatan kolonial dengan cara memahami sifat objek yang dijajah dan pada akhirnya untuk membenarkan kolonisasi mereka. Sebelumnya, itu adalah ilmu yang hanya berurusan dengan fosil dan asal ras manusia. Pada waktunya, itu berkembang menjadi ilmu canggih yang mampu digunakan sebagai alat metodologis untuk menyelidiki berbagai masalah tentang manusia dan sifatnya. Namun karena fleksibilitasnya, antropologi - seperti yang coba dilakukan oleh makalah ini - juga dapat digabungkan ke dalam ilmu-ilmu Islam seperti tasawuf, yang tidak lain adalah dimensi spiritual Islam.

Tulisan ini, dengan mengacu pada pemikiran sufi yang berbasis di Surabaya Ahmad Asrori. Disebut Antropologi Tasawuf, yaitu penggabungan antropologi, yang mewakili rasionalitas dan tasawuf, yang mewakili spiritualitas

Dikutip dari Abdul Kadir Riyadi, Ph.D dalam Jurnal The Concept Of Man In Ahmad Asrori’s Anthropology Of Tasawuf

Agar pembaca dapat mengulas lebih jauh, berikut kami lampirkan versi luring (offline) pada link pdf di bawah ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer