Pages

Selasa, 19 Mei 2020

Sejarah Islam Dari Andalus Ke Indus


Sumber gambar: ganaislamika.com

Peradaban Islam di Andalusia (Perspektif Sosial Budaya). Dari sisi ilmu pengetahuan, tidak hanya dari kalangan muslim sendiri, orang-orang baratpun telah mengakui, bahwa sebagian besar dasar-dasar ilmu pengetahuan di lahirkan oleh para ilmuwan muslim. Begitu pula dengan masa kebangkitan Eropa yang tidak lepas dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, di mana para pelajar-pelajar dari Eropa telah dikirim ke Baghdad dan Cordova untuk menggali ilmu pengetahuan di sana. Di bidang-bidang ilmu keIslaman, perkembangan sastra dan bahasa Arab secara meluas terjadi pada masa Umayyah. Selain itu lahir pula Ulama-ulama besar. Oleh karena itu, meneliti kembali sejarah Bani Umayyah menjadi penting adanya, sebab peradaban masa kini merupakan bagian dari rantai sejarah yang tidak putus dan dengan meneliti dan memahami sejarah peradaban Islam pada masa Bani Umayyah II di Andalusia kita akan dapat memetakan rentetan sejarah peradaban Islam yang merupakan bagian dari rantai evolusi hingga masa kini.

Pendahuluan

Islam pada periode klasik, di zamaan keemasannya, dapat melebarkan ekspansinya sampai ke daerah yang paling jauh di sebelah barat, yaitu ke wilayah Andalusia, yang sekarang dinamakan Spanyol. Perkembangan Islam di Spanyol sedemikian rupa sehingga kebudayaan Islam Spanyol setingkat dengan di dunia Islam bagian Timur.  Ibu kota Islam Spanyol adalah Cordova, tempat kedudukan khalifah, kota megah yang agaknya lebih mengagumkan dari pada Bagdad. Islam Spanyol hidup aman sentosa berabad-abad lamanya. Ia membatasi daerah Nasrani di pegunungan sebelah utara negeri itu.  Tetapi ketika tenaga bangsa Arab mulai lemah, orang Nasrani mendesak orang Islaam ke arah selatan. Dalam pertempuran Las Navas de Tolosa pada tahun 1213 M. hancurlah Islam Spanyol. Sesudah itu tidak merupakan persoalan lagi bagi orang Nasrani yang tengah dalam kemenangan itu untuk merebut kedudukan-kedudukan Islam Spanyol lainnya.

Masuknya Islam ke Andalusia

Sebenarnya semenjak abad 1 H, tentara Islam sudah mendarat di sana atas undangan dan permintaan dari Count Julian, Gubernur Spanyol di Ceuta, untuk menghalau panglima Roderick (Rodrigo) yang merampas kekuasaan dari tangan Raja Gouthia yang bernama Vitiza pada tahun 710 M2. pada waktu itu Islam dalam kekuasaan Dinasti Umayyah, yakni khalifah keenam, Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik (Al-Walid I) tahun 86 H/705 M. kesempatan permintaan itu tidak disia-siakan dan diamajukan kepada Gubernur Islam  di Afrika Utara, yakni Musa bin Nushair, demi menentang kezaliman dan membantu keadilan. Gubernur Musa memperkenankan perminataan itu dengan mengirimkan tentara Islam di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad untuk mengadakan penyerangan ke Andalusia.

Thariq kemudian menyeberang Selat yang terdapat antara Maroko dengan benua Eropa dan mendarat disuatu tempat yang kemudian dikenal dengan namanya Gibraltar (Jabal Thariq). Pasukan Thariq  bin Ziyad berhasil mengalahkan Raja Roderick. Kemenangan inipun menjadi modal baginya untuk menaklukkan kota-kota lainnya, seperti Cordova, Archedonia, Malaga, Elvira dan akhirnya Toledo, yakni pusat kerajaan Visigoth.

Sementara daulah Bani Umayyah di Damaskus sedang terjadi kekacauan politik, yakni Bani Umayyah dikejar-kejar dan disapu bersih oleh Bani Abbas, ada seorang di antara mereka yang dapat mealarikan diri dari bawah kematian, yaitu Abdurahman ad-Dakhil (yang masuk, sebab dia masuk ke Andalusia Dan dia ditemani ajudannya bernama Baddar.6 Ketika itu ke-amir-an di Andalusia berada di tangan Yusuf bin Abdurahman Al-Fihr (129 H/746 M – 138 H/756 M) dari Bani Muzar.

Abdurahman bin Mu’awiyah mendapat tantangan dari penguasa Andalusia. Namun akhirnya berhasil mengambil alih kekuasaan, karena di Andalusia saat itu sedang ada perselisihan di antara kabila-kabila, khusunya masalah intern kabilah Arab dari Qais dan Yaman yang tidak setuju terhadap kepemimpinan Yusuf bin Abdurrahman Al-Fihr. Semenatara itu pula Abdurrahman bin Mu’awiyah juga mendapat dukungan dari warga Ummayyah yang telah tinggal di Addalusia, di samping dukungan dari suku Yaman yang sedang bertikai dengan yusuf bin Abdurrahman Al-Fihr.

Adapun ibu kota Andalusia adalah Cordova yang menjadi saingan setaraf bagi Bagdad sebagai pusat peradaban Islam. Cordova di Barat dan Bagdad di Timur. Selama Islam berada di Andalusia, yakni ± 7,5 abad, Islam telah memainkan peranan yang sangat besar dan dapat membuat sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Andalusia sebagai yang paling mengesankan. Pemerintah Amawiyah merupakan inti dan jantungnya yang telah menghayati dan menghidupkan kebudayaan dan peradaban besar. Pada umumnya ahli sejarah membagi zaman yang panjang itu dalam 6 periode yang akan diulas dalam bahasan selanjutnya.


Agar Pembaca dapat mengulas tema di atas lebih dalam, kami lampirkan versi luring (offline) pdf pada link di bawah ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer