Pages

Senin, 16 Maret 2020

Hipnosis, Sebuah Alat Untuk Perubahan


 
Sumber gambar: arikurniawan.net
Mari kita ingat satu adegan yang mungkin pernah anda saksikan di layar televisi:  seseorang duduk di kursi dan kemudian orang lain (sering mengenakan berpakaian hitam-hitam atau menampilkan dirinya seolah-olah memiliki kekuatan ajaib) mengatakan, “Kalau saya menjentikkan jari saya dan saya bilang ‘Tidur!’ maka anda tidur lelap seketika itu juga.” Dan orang berpakaian hitam-hitam itu melakukan apa yang baru saja ia omongkan. Orang yang duduk dikursi tidur lelap seketika.

Hipnosis panggung sering menampilkan adegan semacam itu, atau berbagai variasi dari adegan semacam itu. Intinya, seorang hipnotis bisa membuat anda tertidur dengan cara semau dia. Dan banyak orang memahami hipnosis dari apa yang diperagakan oleh hipnotis panggung. Setelah orang yang diberi jentikan jari itu tidur, si hitam-hitam lalu menyampaikan sugesti-sugesti agar orang yang tidur itu memperlihatkan perilaku sesuai yang diperintahkan kepadanya pada saat ia nanti dibangunkan.

Dalam hipnosis panggung anda bisa saja disugesti bahwa segera ketika anda dibangunkan nanti anda akan minum air putih dan merasa seperti minum alkohol dan menjadi mabuk karena air putih yang anda minum. Atau hipnotis akan menempelkan sebuah koin di tangan anda dan memberi anda sugesti bahwa ketika anda dibangunkan nanti, anda akan melihat bahwa koin yang menempel di tangan anda itu adalah kulit yang melepuh. Atau anda akan diminta memberikan serumpun alang-alang kepada seseorang di dekat anda dan anda melihat yang anda serahkan adalah sekuntum mawar. Itu semua memberi kesan bahwa di bawah pengaruh hipnosis anda bisa dikendalikan semau operator yang menghipnotis anda, bukan?

Satu lagi, dari pertunjukan panggung anda mungkin memiliki pemahaman bahwa dengan hipnosis anda bisa diperintah untuk membocorkan semuanya secara gamblang, menjawab apa saja seperti yang anda lihat pada pertunjukan Uya Kuya. Hipnosis sedemikian mengerikan karena ketika anda tidur, anda bisa menjawab tanpa tedeng aling-aling semua yang ditanyakan oleh si Kuya. Itu juga panggung hiburan. Tentu saja hiburan menjadi tidak menarik jika si Kuya menanyakan sesuatu dan orang yang tidur tidak mengeluarkan jawaban apa pun dan malahan mengorok. Kita akan membahas itu nanti dan melihat betapa sulit bagi orang yang tidur untuk menjawab pertanyaan segamblang itu. Bawah sadar anda tahu lebih banyak ketimbang yang anda sendiri ketahui, tetapi ia sesungguhnya tidak memiliki karakter untuk menjelaskan secara gamblang apa yang ia ketahui.

Sekarang, anda mau mencoba teknik menidurkan orang dengan hanya menjentikkan jari? Silakan anda lakukan persis seperti yang dilakukan orang hitam-hitam itu. Kalau perlu anda juga membuat penampilan serupa itu. Mintalah seseorang duduk di kursi dan ucapkan persis seperti kalimat di atas. Jentikkan jari anda dan katakan, “Tidur!” Apakah orang itu masih melotot? Tentu saja.

Apakah itu karena anda tidak memiliki kekuatan sakti? Atau karena anda tidak bertapa 40 hari di tempat keramat untuk mendapatkan kekuatan sakti yang bisa menidurkan orang hanya dengan jentikan jari? Atau diam-diam ada mantera yang dibaca dalam hati oleh orang berpakaian hitam-hitam itu?

Untuk semua pertanyaan itu, anda tahu, jawabannya adalah tidak.

Orang yang anda beri jentikan jari itu tetap melotot karena anda tidak melatihnya lebih dulu. Dalam ilustrasi di atas, seseorang bisa ditidurkan hanya dengan cara seperti itu karena sebelumnya ia sudah menerima pelajaran bahwa jentikan jari adalah isyarat untuk tidur seketika itu juga. Yang dimaksudkan “pelajaran” di sini adalah pengondisian yang dilakukan dengan sugesti atau instruksi tertentu yang ditanamkan pada seseorang pada saat ia dalam kondisi trance.

Masih berkaitan dengan ilustrasi kita, kurang lebih seperti inilah instruksinya: “Setiap kali aku menjentikkan jari dan mengatakan ‘Tidur!’ maka kau seketika tidur.” Anda bisa mengganti jentikan jari dengan apa saja. Misalnya, “Setiap kali saya menepuk dada tiga kali, anda tertidur saat itu juga” atau “Setiap kali saya menghitung dari satu sampai dua puluh, anda tertidur lelap seperti sekarang ini ketika hitungan saya sudah sampai angka dua puluh”, dan sebagainya.

Pemberian sugesti semacam itu kepada subjek yang sedang trance disebut  penanaman anchor. Tujuannya, untuk mempermudah subjek memasuki keadaan trance pada kesempatan kedua dan seterusnya. Anchor adalah rangsangan yang sengaja ditanamkan ke ingatan bawah sadar untuk mendapatkan respons yang ajek. Bandingkan itu dengan fakta-fakta yang sering anda jumpai dalam keseharian. Anda pernah melihat seseorang yang menjadi murung oleh lagu tertentu? Atau menjadi gelisah melihat warna tertentu? Atau merasa sangat percaya diri ketika mengenakan jas misalnya? Lagu, warna, dan jas itulah anchor, rangsangan yang membangkitkan respons ajek pada seseorang. Pengalaman-pengalaman spesifik pada seseorang telah menjadikan benda-benda itu jangkar yang menambatkan ingatan pada situasi atau kejadian atau perasaan tertentu.

Jadi, anda tidak perlu berkecil hati jika gagal menidurkan orang dengan sekali jentikan jari. Itu hanya karena subjek anda mungkin baru pertama kali dihipnotis dan anda belum menanamkan anchor kepadanya. Anda tetap bisa menidurkannya dengan sugesti-sugesti yang anda sampaikan dalam proses induksi.

Lebih dari apa yang ditampakkan pada atraksi-atraksi panggung itu, ketika anda mempelajari hipnosis, anda memiliki kesempatan untuk melakukan banyak hal yang sangat bermanfaat. Hipnosis selamanya berurusan dengan proses yang berlangsung di dalam pikiran manusia. Ia berurusan dengan pandangan dunia seseorang, dengan apa yang melekat di dalam benak orang, dengan keyakinan yang kuat tertanam, yang dengan itu orang memandang realitas.

Jika anda menggandrungi kosakata perubahan, maka perubahan pertama yang mesti terjadi adalah perubahan di level pikiran. Anda tidak akan melakukan perubahan apa pun ketika di level pikiran tidak terjadi perubahan lebih dulu. Dan hipnosis adalah alat yang sangat efektif untuk mewujudkan perubahan di level pikiran dalam waktu yang relatif singkat. Ketika kerangka acuan anda berubah, ketika cara pandang anda berubah, perilaku anda berubah. Ketika anda membuat perubahan pada diri anda, pada dasarnya anda membuat perubahan pada sistem besar di mana anda terlibat di dalamnya. Jika semula anda orang yang gamang mengambil keputusan, lalu anda mengubah diri anda menjadi orang yang tangkas mengambil keputusan (tentu saja kecakapan semacam ini perlu anda latih), maka keluarga anda, kerabat anda, dan teman-teman anda akan memberikan respons yang memadai terhadap perubahan anda. Keluarga anda mungkin lebih senang mendapati bahwa kini anda lebih bisa diandalkan; orang-orang yang berurusan dengan anda pun akan menyambut perubahan positif ini dan mereka akan mengimbangi  perubahan anda. Jadi, anda bisa membuat perubahan pada sebuah sistem besar dengan sedikit saja membuat perubahan pada diri anda.

Terus-terang, karena tergoda oleh kosakata perubahan itulah saya kemudian  memutuskan mempelajari hipnosis dan menenggelamkan diri dalam keasyikan membaca-baca pelbagai buku tentang hipnosis, terutama tulisan-tulisan Milton Erickson dan buku-buku yang ditulis orang tentang dirinya, juga sejumlah buku hipnosis lain secara umum. Setidaknya saya meyakini bahwa hipnosis adalah alat yang efektif untuk membantu orang mewujudkan perubahan. Dan ketika anda membaca buku ini, mengembangkan rasa penasaran untuk semakin mencari tahu apa itu hipnosis, anda akan menemukan sejumlah hal yang membuat anda paham kenapa saya meyakini bahwa hipnosis adalah alat yang ampuh untuk membangkitkan terjadinya perubahan.

Dikutip dari Buku “Milton Erickson, Pola Sugesti dan Strategi Terapi”.

Agar pembaca dapat mengulas lebih jauh tema pembahasan di atas, maka kami lampirkan versi luring (offline) “Milton Erickson, Pola Sugesti dan Strategi Terapi” pdf di bawah ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer