Pages

Minggu, 15 Maret 2020

Renaisans Islam: Inspirasi Peradaban Emas Dari Timur

Sumber gambar: plesiralam.com

Suatu peristiwa atau suatu hari besar, pasti tidak luput dari sejarah asal-usulnya. Bahkan peristiwa terkecil pun tidak lepas dari sejarah. Apalagi aktivitas kehidupan di dunia ini, pasti sejarah menjadi dasarnya. Tidak hanya demikian, peristiwa-peristiwa yang terlupakan oleh jangkauan memori manusia pun tidak lepas dari sejarah. Begitulah sejarah melingkupi kehidupan di dunia. Semuanya mempunyai sejarahnya masing-masing. Termasuk juga segala makhluk hidup dan mati, bahkan langit pun bersejarah.

Menurut Bernard Lewis, sejarah itu diingat, ditemukan kembali, dan akhirnya ditemuciptakan. Sejarah diingat dalam masa sekarang, yakni mengingat sejarah suatu fenomena di masa lalu. Jadi, apa yang dimaksud sejarah adalah masa lalu yang terukir baik pada manuskrip-manuskrip yang ada ataupun tersimpan oleh kekuatan memori manusia yang secara turun-temurun bergenerasi sebagai pengetahuan kolektif masyarakatnya (yang bersejarah). Tidak hanya demikian, beberapa waktu lalu pun bisa dikatakan sejarah.

Setelah itu, sejarah ditemukan kembali, yakni sejarah peristiwa dan gerakan, tokoh dan gagasan, yang dalam batas tertentu telah dilupakan dan dengan alasan tertentu ditolak oleh memori kolektif suatu komunitas. Entah dalam jangka waktu yang pendek atau panjang, kemudian sejarah tersebut diketemukan kembali oleh para ahli, baik itu untuk kepentingan riset ataupun yang lainnya. Yang pasti, penemuan kembali sejarah merupakan suatu kepentingan.

Sementara itu, sejarah yang ditemuciptakan adalah penulisan sejarah dengan tujuan baru, yang berbeda dari tujuan-tujuan sebelumnya yang hanya sekadar"mengenang masa lampau". Pada ruang diskusi ini, ada rekayasa manusia demi kepentingan subjektif yang menginginkan suatu legitimasi dan pengakuan kolektif sehingga mampu diterima oleh khalayak. Tidak mengherankan jika ternyata sejarah satu objek itu berbeda-beda menurut siapa ahli sejarah yang menulisnya.

Sejarah adalah suatu cerita di masa lalu, baik itu beberapa waktu lalu yang panjang ataupun yang pendek, yakni ilustrasi di masa pembahasan. Namun demikian, dalam kaitannya dengan entitas suatu bangsa atau sebagai pengetahuan edukasi, sejarah yang dimaksud adalah sejarah pada suatu fenomena yang besar dan mampu mendongkrak martabat suatu masyarakat atau bangsa menjadi komunitas yang mempunyai identitas besar. Sejarah besar adalah kebanggaan komunitas pemilik sejarah itu sendiri.

Tujuan para ahli sejarah (penemu cipta sejarah) terkadang bukan murni sebagai materi edukasi, bisa jadi untuk tujuan politik. Bukan hanya sekadar untuk melegitimasi kekuasaan, bisa jadi dan justru menjatuhkan lawan politik kekuasaannya, yaitu untuk menegaskan klaimklaim baru dan argumen-argumen baru, terkadang identitas baru, yang bertentangan dengan tatanan lama. Hal ini tentunya berlaku bagi para sejarawan yang merangkap menjadi politikus berkepentingan.

Pada suatu bangsa yang mempunyai sejarah besar, sejarah merupakan kekuatan dan kebanggaan bangsa tersebut. lstilah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya menjadi kuat apabila sejarah suatu bangsa tersebut merupakan sejarah yang besar dan mampu mendongkrak martabat bangsa. Akan tetapi, hal sebaliknya juga bisa terjadi. Suatu bangsa terkadang lupa dengan sejarah bangsanya sendiri, sehingga penemu-cipta sejarah bangsa tersebut dengan leluasa memutarbalikkan fakta sejarah palsu. Terkadang pemalsuan tersebut secara vulgar sehingga sedikit titik kebenarannya.

Sejarah juga mampu membuat prediksi di masa depan. Suatu bangsa yang dengan sejarah besarnya menjadi bangsa yang bermartabat, akan merasa terus menjadi bangsa yang bermartabat karena menghargai sejarah sehingga masa depan bangsa tersebut terbaca oleh sejarah masa lalunya secara optimis. Namun demikian, bagi bangsa yang kehilangan sejarahnya, sering kali bersikap pesimis terhadap masa depannya karena ketiadaan motivasi sejarah besar dan bagus. ltulah yang merupakan betapa pentingnya arti sejarah bagi kemajuan, selain sebagai wawasan dan pengetahuan.

Sejarah bukanlah cerita biasa, tetapi fakta yang telah terjadi. Lebih dari itu, sejarah adalah pelajaran yang sangat berharga

Bahkan sejarah juga mampu memberikan pengaruh kuat sebagai entitas dan identitas suatu komunitas masyarakat. Sebagai contoh, pertentangan antara agama-agama samawi (agama-agama langit) dalam perebutan kota Yerusalem merupakan pengaruh sejarah. Dalam kitab-kitab suci dan ajaran agama-agama tersebut telah diterangkan bahwa kota Yerusalem adalah kota atau tempat suci agama-agama mereka. Orang-orang Yahudi mengaku bahwa Yerusalem merupakan tanah yang dijanjikan oleh Tuhan sebagai negara mereka. Umat Nasrani juga mengklaim bahwa Yerusalem adalah kota nabi mereka, Yesus, yakni ketika Yesus dibangkitkan. Sementara itu, Islam menemukan sejarah Yerusalem sebagai tempat suci mereka karena peristiwa lsra Mikraj Nabi Muhammad saw., selain sebagai pusat arah kiblat sebelum Masjid Al-Haram. Karena sejarah masing-masing agama tersebut, kota Yerusalem pun diperebutkan. Bahkan hingga kini, kota Yerusalem tersebut menginspirasi perang abadi antara Palestina dengan Israel.

Perang Salib antara Islam dan Kristen merupakan perang perebutan kota suci Yerusalem. Sementara itu, Yahudi merampas Yerusalem dari kuasa Palestina. Perebutan tersebut merupakan pengaruh sejarah yang termaktub dalam kitab-kitab suci dan ajaran agama-agama samawi tersebut. Dari contoh tersebut, menjadi bukti betapa kuat pengaruh sejarah sehingga mampu menciptakan tumpah darah yang hal itu juga menjadi sejarah di masa sekarang.

Contoh tersebut merupakan sejarah yang diceritakan apa adanya oleh kitab-kitab suci yang ternyata mampu mengadu domba kelompok-kelompok tertentu. Apalagi sejarah yang diputarbalikkan oleh sejarawan yang mempunyai ego dan nafsu pribadi. Sejarah, tentunya akan menjadi senjata tajam yang mampu mencabik-cabik siapa saja dan bangsa mana saja.
Mengutip kata Leopold Van Ranke, "ceritakanlah sebagaimana adanya". Hal itu merupakan pedoman yang sulit untuk menceritakan sejarah yang benar. Hal ini tidaklah sesederhana dan semudah sebagaimana dikatakan. Apa yang terjadi, apa yang diingat, apa yang ditemukan, apa yang diceritakan, sering kali berbeda (satu sama lainnya). Godaan kuat yang sering kali dihadapi sejarawan, bukan menceritakan sebagaimana adanya, tetapi sebagaimana yang dikehendaki.

Karena beberapa sejarawan yang menceritakan sejarah sebagaimana yang dikehendaki, maka banyak bermunculan sejarah palsu. Bahkan, berbagai sejarah tersebut telah mampu menginspirasi dan memengaruhi umat manusia. Karena efek besar yang ditimbulkan dari penulisan sejarah, hendaknya sejarah diceritakan sebagaimana adanya, objektif, dan berdasarkan literatur-literatur dan sumber-sumber yang valid.

Begitu pula sejarah Islam, yang tentunya akan sangat berpengaruh besar di dunia ini mengingat Islam merupakan agama samawi yang besar. Pemeluknya memiliki kekuatan besar, tersebar di berbagai negara dari ujung barat hingga ujung timur. Dengan demikian, sejarah Islam pun hendaknya, ditulis sebagaimana adanya.

Pada periode Dinasti Umayyah, imperium Islam juga menjadi sebuah negara kuat secara ekonomi, militer, dan politik meskipun pada periode tersebut juga mulai mencontohkan sistem kekuasaan yang monarki

Islam lahir ketika Nabi Muhammad saw., menerima wahyu dari Allah Swt., untuk disebarkan kepada umat manusia. Sedikit demi sedikit, Islam terus berkembang dan semakin memiliki pemeluk yang banyak. Ketika Nabi Muhammad saw., wafat, Islam pun kemudian disebarkan lebih luas lagi oleh para sahabat. Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khatthab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib pun menjadi masamasa setelah kewafatan Nabi Muhammad saw., dalam mengisi dan mengawal amanah Islam. Ketika masa keempat kekhalifahan tersebut, telah banyak terjadi perubahan, bahkan persebaran Islam pun telah mengalami kemajuan sangat pesat.

Masa-masa kekhalifahan yang jatuh di tangan Dinasti Umayyah pun mengambil peran dalam imperium Islam yang sudah besar dan memilki kekuatan yang patut diperhitungkan saat itu. Pada periode Dinasti Umayyah, imperium Islam juga menjadi sebuah negara kuat secara ekonomi, militer, dan politik meskipun pada periode tersebut mulai mencontohkan sistem kekuasaan yang monarki. Namun demikian, akhirnya imperium Islam di bawah naungan Dinasti Umayyah jatuh di tangan kekuasaan Dinasti Abbasiyah karena terjadi konflik dan faktor lainnya yang menggerogoti eksistensi kekhalifahan.

Di masa Dinasti Abbasiyah ini, renaisans Islam terjadi dengan adanya peradaban yang mendominasi dunia. Gerakan intelektual yang berupa kajian-kajian ilmiah, penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan penting dari berbagai negara dan peradaban, penelitian-penelitian tentang berbagai hal, dan lain sebagainya telah menginspirasi Islam menjadi sebuah peradaban besar dalam sejarah dunia. Hingga akhirnya, masa kemunduran Islam pun menjadi sebuah estafet kebangkitan sejarah, yakni dimulainya kebangkitan Eropa dan Barat.

Menurut Mehdi Nakosteen, teori lama yang menyatakan bahwa orang-orang Muslim awal adalah musuh bagi ilmu pengetahuan dan sains, dan bahwa mereka hanya mau menerima ilmu pengetahuan yang berasal dari AI-Qur'an dan hadis, dan tidak menunjukkan toleransi terhadap kepercayaan dan kekayaan intelektual bangsa-bangsa lain, adalah pendapat yang tidak memilki landasan sejarah. Benar bahwa siapa pun dapat menunjukkan orang-orang tertentu atau zaman tertentu dan menuduhnya sebagai tidak toleran, sebagaimana yang terjadi dengan dibakarnya perpustakaan-perpustakaan oleh penakluk-penakluk mu slim terdahulu di Mesir dan di Iran. Akan tetapi, kekecualian seperti itu dan sempitnya wawasan tersebut hendaknya jangan sampai menutupi kenyataan adanya semangat penelitian dan semangat kreatif yang merupakan ciri khas pada abad-abad awal Islam, terutama di bawah pemerintahan Abbasiyah. Orang-orang muslim dari dunia Arab, maupun orang-orang muslim dari Spanyol, Mesir, India, Afghanistan, Yordania, dan sebagainya, menghasilkan cendekiawan-cendekiawan besar yang tidak buta terhadap kekayaan ilmu pengetahuan dan literatur dari dunia Helenistik dan Kristen.

Kontribusi para ilmuwan atau cendekiawan tersebut sungguh sangat menginspirasi dunia dan membuka mata dunia untuk melihat kemajuan dan pembangunan peradaban yang didasari oleh ilmu pengetahuan. Kondisi seperti itulah yang terjadi ketika lmperium lslam mendominasi dunia dengan gerakan intelektual.

Sejak kekuasaan Dinasti Abbasiyah, umat Islam telah melakukan proses penyerapan ilmu pengetahuan dengan kecepatan yang luar biasa. lni juga sebagai hasil dari ajaran Rasulullah saw., yang mengutamakan ilmu dan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. llmu-ilmu terbaik dari semua peradaban besar dunia, seperti Yunani, Romawi, Persia, India, dan Cina, semuanya dikumpulkan, diterjemahkan, dianalisis secara sistematis, dan kemudian dikembangkan lagi. lni menjadi salah satu masa terpenting dalam perkembangan sains dunia.

Kejayaan Islam di masa lalu sangat gemilang. Kejayaan Islam tersebut merupakan model peradaban terbaik di dunia sepanjang masa. Tidak hanya dari wilayah kekuasaannya yang membentang dari wilayah timur ke barat, namun juga peninggalan-peninggalan peradaban yang sangat bernilai. Salah satu peninggalan peradaban yang gemilang adalah pemikiran. Pemikiran-pemikiran tersebut pada gilirannya telah membangun gerakan intelektual yang menghasilkan peradaban dunia. Berbagai kajian dilakukan dan menghasilkan penemuan. Penemuan-penemuan tersebut kemudian menjadi landasan untuk menuju puncak kejayaan.

Kegemilangan tersebut merupakan sebuah kebangkitan besar. Kemajuan peradabannya merupakan sebuah renaisans yang pada waktu itu menjadi bahan perbincangan negara-negara di Barat yang masih kolot, terbelakang, bodoh, miskin, dan masih terlelap dalam tidur dan mimpi buruk

Begitu pula yang terjadi di Andalusia, ilmu pengetahuan juga berkembang sedemikian rupa. Tidak hanya itu, Islam di Andalusia memasuki babak baru dan belum pernah terjadi sebelumnya, yakni Andalusia di bawah kekuasaan lmperium Islam menjadi satu-satunya wilayah yang sangat maju tiada bandingnya di Eropa. Umat Islam Andalusia yang datang dari pelarian Arab tersebut mampu menaklukkan Semenanjung Iberia yang di situ telah terdahului oleh orang-orang Eropa dengan kerendahan peradaban. Ketika itu, Eropa Tengah merasakan tidur yang sangat nyenyak sehingga tidak mampu melihat isi dunia dengan pencerahan. Islam datang dengan membawa budaya dan tradisi baru. Islam di Andalusia pun membangun peradabannya tersendiri sehingga mampu menjadi gerbang pencerahan bagi kebangkitan Eropa selanjutnya.

Dikutip dari buku Renaisans Islam karya Supriadi.

Agar pembaca dapat mengulas lebih jauh tema pembahasan di atas, maka kami lampirkan versi luring (offline) buku Renaisans Islam pdf di bawah ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer