Saya belajar
bahwa reaksi perasaan, pikiran, dan perilaku kita didasarkan
"persepsi" kita sendiri. Otak kita bisa mempersepsikan sesuatu
negatif atau positif tergantung kita sendiri.
Suatu hari nanti saya berkeinginan menunaikan haji dan umrah bersama keluarga, anak istri tercinta, sukses di usia muda secara finansial maupun keilmuan, hidup tertata bahagia. Saya memandang hal itu seolah-olah kami sedang berada di dalamnya. Betapa bahagianya bukan? Kita mungkin mengistilahkannya dengan kata membayangkan.
Seperti
biasa kalau kita berpikir positif di otak kita, maka akan ada lawan pikiran
negatifnya. "Apakah bisa tercapai impian itu?", "Kapan waktunya
yang tepat karena masih usia muda", "Apakah bisa dengan kondisiku yang seperti ini?" dan berbagai pikiran negatif yang bisa muncul yang bisa melawan
pikiran positif.
Fokus pada
Hal Positif
Seperti kata
buku yang saya baca "Resilient" walaupun
dalam sehari kita mendapatkan 9 (sembilan) peristiwa positif dan satu peristiwa
negatif, maka otak kita cenderung akan memikirkan hal negatif dulu sebagai
suatu mekanisme pertahanan yang selama ini kita bangun, "selalu
berjaga-jaga untuk hal yang negatif".
Ini adalah
hal yang lumrah ternyata karena memang otak kita bekerja dengan mekanisme
seperti itu. Bahkan tanpa sengaja kita memang terus memberikan asupan ke arah
yang lebih negatif daripada ke positif dalam banyak hal yang kita lakukan,
terkadang sebenarnya hal itu untuk berjaga-jaga saja.
Ternyata
kondisi ini sudah "dibangun" oleh otak kita yang sudah berevolusi
sejak dulu kala, sejak jaman nenek moyang kita yang manusia purba yang masih
mengembara dan berburu untuk mendapatkan makanan.
Saat mereka
harus selalu bersiap sedia terhadap segala mara bahaya di depan yang bisa
sekali-kali muncul. Mereka bisa saja tidak makan sehari tapi kalau kehilangan
kewaspadaan sekali saja mereka bisa tidak hidup dan tidak akan makan lagi
selamanya.
Membangun
Kebiasaan Positif
Lalu
bagaimana mengarahkan pikiran kita ke arah yang positif? Salah satunya adalah
dengan melakukan hal-hal atau perbuatan yang positif baik oleh pikiran dan
perilaku kita. Kita bisa membangun pikiran yang positif terus menerus secara
sadar.
Saat bangun
di pagi hari, kita berpikir dan berkata di dalam hati, "Semoga Semua
Makhluk di Alam Semesta Ini Memperoleh Kebahagian" ini adalah salah satu
cara melakukan hal yang positif dengan PIKIRAN. Setelah itu kita bisa melakukan
hal positif yang sangat banyak contohnya sehingga saya tidak perlu
contohkan.
Tentunya
membangun kebiasaan ini juga perlu waktu. Hingga banyak orang mengatakan bahwa
berpikir positif itu tidak semudah membalikan telapak tangan walaupun mungkin
juga susah membalikan telapak tangan kalau terjadi kelemahan bagian tubuh
akibat stroke.
Jadi ada
baiknya memang kita selalu menyadari bahwa pikiran positif ini dibangun dengan
proses bukan dengan segera. Semoga tulisan ringan ini bermanfaat. Salam Sehat
Jiwa. []
Tulisan ini
diambil dari kompasiana.com
0 komentar:
Posting Komentar