Pages

Sabtu, 06 Juli 2019

Sastra dan Etika dalam Alquran


 
Sumber gambar: mediaumat.news
Dalam mengekspresikan sebuah makna dalam Alquran, berkali-kali Allah memadukan keindahan tutur dan keindahan bertutur, hal ini sebenarnya menegaskan bahwa ada hubungan kuat antara sastra (الأدب) dan etika (التأدب), dengan pemilihan ungkapan yang nampak biasa, Allah menyelipkan tata krama interaksi kehidupan yang anggun dan indah.

Ini misalnya, bisa kita lihat dalam beberapa ayat berikut:

1- Etika kepada Allah SWT:
Contoh dalam surah al Fatihah: 7

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

"(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat".

Dalam ayat ini, Allah menisbatkan nikmat secara langsung kepada diriNya dan tidak menisbatkan marah dan penyesatan kepada-Nya (meskipun juga berasal dari-Nya), ini memberi kita petunjuk etika, bahwa hanya kebaikanlah yang layak dinisbatkan kepada Allah.

Ini juga bisa kita temukan dalam surah Ali Imron:26
بيدِكَ الخيرُ

"Di tangan Engkaulah segala kebajikan"

Dalam ayat ini, Allah mencukupkan penyebutan الخير (kebaikan) tanpa menyebut الشر (keburukan) juga karena alasan mengajarkan etika kesantunan bertutur, untuk tidak menisbatkan keburukan kepada-Nya.

2- Etika kepada baginda Nabi Muhammad:
Contoh dalam surah al Qoshosh: 44

وَمَا كُنتَ بِجَانِبِ ٱلْغَرْبِىِّ إِذْ قَضَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَى ٱلْأَمْرَ

"Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa"

Ayat ini luar biasa, penggunaan kata الغربي (barat) sebenarnya tidak pernah dipakai oleh Allah sebelumnya ketika menceritakan tempat dialog Allah dengan Nabi Musa, karena dalam ayat yang lain, biasanya Allah menggunakan kata الأيمن (kanan) ketika menceritakan lokasi dialog tersebut, ini misalnya dalam Maryam: 52

وَنَٰدَيْنَٰهُ مِن جَانِبِ ٱلطُّورِ ٱلْأَيْمَنِ

"Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur"

Tapi, demi menjaga etika kepada Nabi Muhammad, Allah TIDAK mengatakan kepada beliau: "Dan tidaklah kamu berada di sisi yang sebelah kanan" (tidak di kanan berarti di kiri)
dan Allah memilih menggunakan kata "barat" demi tetap memulyakan Nabi Muhammad dan tidak menafikan keberadaan beliau di sebelah kanan.
 
Mengingat KANAN sudah identik dengan kebaikan.

3- Etika kepada majikan:
Contoh dalam surah Yusuf: 26

قَالَ هِىَ رَٰوَدَتْنِى عَن نَّفْسِى ۚ

Yusuf berkata: "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)

Penggunaan dhomir هي dalam ayat ini adalah bentuk dari etika Nabi Yusuf kepada sang menteri untuk tidak menyebut nama istrinya di depannya.

Disadur dari postingan facebook KH. M. Afifuddin Dimyathi (Pengasuh PP Darul Ulum Rejoso Jombang)

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer