Betapa bahagianya ketika kelak kita sudah
meninggalkan dunia yang fana
ini, ada warisan sejarah yang bisa kita tinggalkan untuk anak cucu kita, bahkan
untuk umat manusia.
Pernahkah kita bayangkan, seratus tahun
bahkan seribu tahun yang akan datang, ketika jasad kita sudah berkalang tanah,
fisik kita sudah tidak ada lagi di dunia ini, tetapi nama kita tetap harum,
terus disebut dan diperbincangkan serta
dikaji oleh oleh banyak orang karena karya-karya
kita tetap dapat dinikmati dari generasi ke generasi.
Alangkah nikmatnya, jika ide-ide kita, ilmu
pengetahuan yang kita miliki kemudian kita tuangkan dalam sebuah karya berupa
buku, masih bisa dinikmati oleh generasi demi generasi sepeninggal kita.
Lebih-lebih jika karya-karya kita tersebut dapat memberi manfaat secara luas
untuk umat manusia. Sungguh sebuah kenikmatan tak terhingga.
Para pembaca tentu tidak asing lagi dengan
nama-nama seperti: Imam Asy-Syafi’i, Imam Al-Bukhari, Imam Muslim, Imam
Al-Ghazali. Mereka adalah tokoh-tokoh ulama Muslim yang hingga kini namanya
tetap harum, dikenal dan dikenang, meskipun mereka sudah wafat berabad-abad
lamanya. Apa pasal? Ya, ide-ide
serta pemikiran mereka tetap ‘hidup’ hingga saat ini, bahkan mungkin hingga
berabad-abad yang akan datang karena mereka menuliskan ide-ide besar serta
pemikiran-pemikiran mereka melalui karya tulis berupa buku atau kitab, yang
hingga kini masih terus dapat kita nikmati.
Siapa yang tidak kenal dengan Kitab Shahih Bukhari dan
Shahih Muslim. Siapa yang tidak kenal dengan Ihya ‘Ulumuddin. Siapa
yang tidak kenal dengan Al-Umm dan Al-Risalah? Karya-karya besar
dari para ulama besar di bidangnya yang sampai saat ini menjadi kajian ilmiah
para sarjana, baik Muslim maupun Non Muslim, di Timur dan di Barat. Sungguh,
sebuah prestasi luar biasa yang telah ditorehkan oleh para ulama masa lalu.
Mereka telah menyejarah bersama karya
monumental mereka. Mereka telah mengabadi bersama buah pikiran mereka yang
dituangkan dalam sejumlah karya.
Tepat sekali ungkapan dalam bahasa latin
yang menyebutkan, “scripta manent verba volant”, tulisan akan abadi,
ucapan akan hilang. Mereka inilah, yang menurut penulis, akan terus mendapat passive
income, berupa aliran pahala di rekening amal mereka, karena warisan ilmiah
yang mereka tinggalkan berupa karya yang mencerahkan dan mencerdaskan umat
manusia. Meski jasad mereka berkalang tanah, namun amal yang mereka tinggalkan
mampu memberi nilai pahala terus menerus.
Alasan ini pula yang mendorong dan
menyemangati saya untuk
terus berusaha melahirkan karya-karya berupa buku dengan bidang kajian yang
menarik minat saya, yaitu seputar masalah keagamaan dengan tinjauan Alquran dan Hadits.
Saya berharap, suatu saat kelak, ketika Allah
sudah memanggil saya ke hadirat-Nya, ketika jatah hidup saya sudah berakhir,
ketika Izrail sudah datang untuk mencabut nyawa saya, saya bisa meninggalkan
dunia ini dengan tenang. Karena saya telah meninggalkan jejak sejarah, warisan
intelektual berupa karya tulis, buku, yang mudah-mudahan akan menjadi
‘investasi akhirat’ saya, yang akan terus mengalirkan passive income berupa
pahala sebagai bekal untuk berjumpa dengan Sang Khalik Yang Maha Mengetahui (‘Aliim)
dan Maha Bijaksana (Hakiim), yakni Allah Swt.
Inilah di antara cita-cita besar saya dalam
hidup ini. Saya ingin menyejarah dan mengabadi bersama karya. Saya ingin, suatu
saat nanti, meski sudah meninggalkan dunia ini, nama saya tetap dikenang dan
dikenal oleh generasi-generasi setelah saya melalui karya-karya saya.
Sungguh betapa bahagianya saya jika
cita-cita itu dapat terwujud. Semoga Allah memperkenankan cita-cita saya
tersebut. Amiin.
Oleh: Dr.
Didi Junaedi, M.A. (Dosen Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati
Cirebon)
0 komentar:
Posting Komentar