Pages

Sabtu, 17 Agustus 2019

Sosiologi Agama

Sumber gambar: malangtimes.com


Akhir-akhir ini perhatian para ahli terhadap berbagai fenomena yang berkaitan dengan agama meningkat drastis. Peningkatan tersebut dipicu oleh berbagai peristiwa yang mengguncang dan menguras emosi global seperti peristiwa memilukan 11 September 2001 atau yang lebih dikenal sebagai “black September” saat menara kembar WTC di New York dan gedung Pentagon di Washington diserang kelompok yang diidentifi kasikan sebagai teroris. Peristiwa tersebut menimbulkan banyak korban tewas dan luka-luka serta trauma yang mendalam. Perspektif Barat menganggap bahwa peristiwa tersebut ada kaitannya dengan peran Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden yang selama ini dipercayai menjadi otak sejumlah aksi terorisme di berbagai negara.

Sejak peristiwa itu, tak pelak lagi sejumlah ahli dari berbagai disiplin ilmu mengkaji agama dari berbagai sudut pandang dalam rangka menjelaskan berbagai fenomena yang berkaitan dengan agama. Agama tidak lagi dipandang sebelah mata atau sebagai objek yang “tidak tersentuh” karena berkaitan dengan keilahian atau juga agama hanya dipandang sebagai urusan privat. Meningkatnya perhatian para ahli terhadap berbagai fenomena secara tidak langsung merupakan kritik terhadap teori sekulerisasi yang memandang bahwa peran agama semakin pudar seiring dengan kemajuan peradaban manusia.

Dalam sosiologi, kajian agama mengalami pasang surut. Kajian terhadap agama dapat diidentikkan dengan kajian sosiologi pada umumnya. Hal ini disebabkan para founding fathers sosiologi melakukan kajian dan merumuskan teori dengan menekankan pentingnya variabel agama. Auguste Comte dan “trinitas” sosiologi, yakni Emile Durkheim, Max Weber, dan Karl Marx memperhitungkan agama dalam rumusan teorinya. Durkheim bahkan mengawali kariernya dengan melakukan studi mendalam selama 15 tahun di Australia dan menghasilkan karya monumentalnya, yakni The Elementary Forms of the Religious Life. Kajian sosiologis terhadap agama mengalami penurunan sejak berakhirnya PD II dan mengalami peningkatan lagi pada beberapa dekade terakhir.

Kajian sosiologi agama di Indonesia sendiri dapat dikatakan sangat kurang. Kajian-kajian mendalam terhadap fenomena agama selain minim, justru lebih banyak dilakukan oleh ahli asing. Buku-buku referensi sosiologi agama juga sangat kurang. Buku Sosiologi Agama ini didedikasikan untuk mengisi kekurangan tersebut. Buku ini merangkum ruang lingkup pembahasan sosiologi agama dengan menyajikan berbagai studi sosiologis terhadap fenomena agama yang terbagi dalam beberapa bidang kajian.

Buku ini juga menyajikan berbagai teori yang berkembang dalam sosiologi agama. Sumber referensi yang diambil berasal dari buku-buku referensi terpilih dan berbagai jurnal ilmiah berskala internasional. Metode ini ditujukan sebagai stimulan bagi peminat agama untuk melakukan studi agama lebih lanjut guna menghasilkan jawaban yang lebih memuaskan terhadap berbagai  fenomena agama baik pada skala lokal, nasional, maupun internasional.

Buku ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi para mahasiswa, peneliti, ahli, dan peminat persoalan agama. Berbeda dengan buku sosiologi agama yang lain, buku ini lebih banyak menyajikan banyak hasil studi di berbagai belahan dunia dengan tujuan menjadi inspirasi bagi peneliti dalam negeri untuk melakukan pengembangan studi di tanah air

Sumber: Kata Pengantar buku Sosiologi Agama

Untuk mengulas lebih dalam, pembaca bisa mengakses versi luring/ offline pada link pdf buku Sosiologi Agama di bawah ini

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer