Pages

Sabtu, 10 Agustus 2019

95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences



95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences: Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa adalah buku keempat Alamsyah Said setelah buku Sekolah Anak-anak Juara: Sekolah Berbasis Kecerdasan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan yang ditulis bersama pemilik Sekolahnya Manusia, Munif Chatib. Dan, buku 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences: Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa adalah buku pertama bagi Andi Budimanjaya, tentu saja, secara intelektualitas kami bersyukur atas karya besar ini.  

Menulis buku ini membutuhkan energi, ketekunan, serta kesabaran yang melimpah ruah. Betapa tidak, sebagai konsultan pengajaran kami membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis buku ini. Tentu bukan karena kami tidak bisa menulis, tetapi karena kami mengonsultasikan rencana pengajaran guru (lesson plan) dengan menyarankan penggunaan strategi seperti isi buku ini ke dalam aktivitas pembelajaran guru, dan ini kami lakukan sejak 2012 sampai berakhirnya Semester I, 2015.

Buku ini telah melatih level kesabaran kami, disebabkan buku ini—akibat human error kami— hilang dari file dan hampir-hampir tak bisa diselamatkan lagi. Namun berkat izin Allah, lewat pertolongan Bung Komar, buku ini bisa dimunculkan kembali setelah menggunakan software canggih. Thanks Bung Komar, Anda memang top markotop. Hikmah lain dari kami menulis buku ini adalah tuntutan out of the box thinking dan kami berhasil melakukannya, sehingga buku ini dapat selesai. Kami harus memunculkan daya kreativitas strategi-strategi pengajaran, yang kami klasifikasikan berdasarkan dominasi multiple intelligences siswa.

Kita tidak menafikan jika selama ini dominan metode (paling umum) yang digunakan guru saat mengajar adalah ceramah, selain disuksi dan tanya jawab. Tentu, hal yang digunakan guru tersebut adalah benar, namun apakah sebagian besar siswa merasa “bahagia dan nyaman” ketika siswa belajar dengan metode ceramah atau metode itu-itu saja? Marilah kita flashback kembali, ketika kita mengalami proses belajar di mana sang guru berceramah dari assalamu’alaikum/selamat pagi sampai wassalamu’alaikum/sampai ketemu besok, kebanyakan dari kita adalah tidak merespons dengan baik, kita mungkin menunjukkan dengan bercerita di belakang dengan siswa lain, kita menulis kalimat tertentu yang sering kali diucapkan guru secara berulang sampai kita menyimpulkan telah 50x guru itu mengatakan “ya” selama ia mengajar, atau kita menggambar wajah guru dengan sedikit parodi. Benar-benar terjadi... bahwa saat guru mengajar (kita sebagai siswa) belum tentu belajar. Ini  mengacaukan kita untuk berproses menjadi pandai.

Dalam penelitian-penelitian pengajaran terkini, yang dimulai dari Dr. Georgi Lozanov, setelah ia sukses mengembangkan accelerated learning di Bulgaria, sampai padanannya quantum learning yang sukses diterapkan di Super Camp oleh Bobbi Deporter. Semua penelitian pengajaran tersebut telah dipraktikkan di beberapa negara Eropa, Amerika, dan sebagian Asia. Hasil penelitian yang kami kutip dari Adi W. Gunawan (2004); bahwa pengajaran guru yang berbasis kerja otak, kekuatan memori, neuro-linguistic programming, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, perasaan, pikiran, metakognisi, gaya belajar, kecenderungan kecerdasan jamak (multiple intelligences) dan modalitas belajar dan lainnya menjadi basic power untuk siswa belajar sampai pada tingkatan ... ahaa aku paham. Dalam situasi ini, cara guru mengajar sama dengan cara siswa belajar menjadikan pelajaran mudah dimengerti.

Bagi kami, sebagaimana kesimpulan riset S. Belen, bahwa di dunia ini sebenarnya tidak ada masalah belajar karena setiap anak dikaruniai potensi otak yang luar biasa yang membuat ia mampu menjadi manusia brilian. Yang ada justru masalah mengajar. Kekeliruan menerapkan metode dan teknik mengajar membawa siswa yang potensial menjadi anak berkemampuan rendah. Sehingga, kami percaya dan yakin seyakin-yakinnya bahwa metode-metode mengajar yang disukai anak menjadi kunci rahasia ketika anak dan siswa kita belajar. Harapan kami, buku ini menjadi panduan praktis, pegangan wajib, manual book, dan obor pengajaran guru untuk membantu anak dan siswa kita mencapai tingkat kompetensi terbaiknya pada setiap jenjang pendidikannya.

Pada Bab Pertama, kami ingin menyadarkan kepada para guru dan orangtua mengenai pen- tingnya mengetahui fungsi kerja otak dan tumbuh kembang otak pada objek didik kita. Sebab pada dasarnya, sepanjang anak atau siswa kita memiliki otak dalam batok kepalanya dan sehat secara medis PASTI anak/siswa itu CERDAS. Dalam melakukan aktivitas pembelajaran, penting jika harus mengetahui jenis kecerdasan terbaiknya sebelum kita memilih strategi pengajaran. Intinya dalam Bab Pertama adalah tak ada kecerdasan tanpa otak, siswa bodoh itu mitos, dan mengajarlah dengan cara masukkan informasi lewat pintu kecerdasan siswa yang “terbuka lebar”.

Di Bab Kedua, sebagaimana pada bab pertama, bahwa guru dan orangtua yang mengajar siswa dan anaknya dengan cara masukkan informasi lewat pintu kecerdasan siswa yang “terbuka lebar”, adalah suatu kesadaran bagi guru untuk memenuhi hakikat filosofis bahwa mengajar sesuai cara kerja otak adalah suatu pemenuhan hak asasi siswa dalam proses pendidikan. Sahabat guru... Pengajaran yang disukai siswa adalah rahasia menjadi Guru Super.

Di Bab Ketiga, kami ingin mengonfirmasi dan menegaskan bahwa belajar adalah sebuah upaya dan proses untuk mencapai indikator hasil belajar pada setiap kompetensi. Sejatinya pengajaran yang menyesuaikan dengan pola kerja otak sesuai gaya belajar siswa adalah mementingkan usaha yang menyeluruh (the best process), di mana konsekuensi logis dari usaha menyeluruh dan proses terbaik belajar siswa harus dinilai secara autentik (penilaian berbasis proses). Proses terbaik sepertinya akan menghasilkan hasil (produk) terbaik. Dan pada bab ini juga diberikan contoh praktis dan mudah membuat rubrik penilaian autentik.

Pada Bab Keempat, kami membantu para guru dan orangtua mengenai strategi mengajar multiple intelligences yang diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis dominan kecerdasan jamak atau multiple intelligences. Dalam bab ini juga kami secara lengkap memberi definisi pada setiap strategi-strategi untuk memudahkan guru dan orangtua memahami konteks strategi yang akan digunakan. Termasuk prosedur penerapan setiap strategi, rekomendasi penerapan suatu strategi pada jenjang pengajaran siswa, pendekatan multiple intelligences serta modalitas belajar terhadap strategi yang digunakan, contoh rubrik penilaian strategi serta contoh hasil penilaian berbasis proses (penilaian autentik) siswa pada setiap strategi.

Tentu saja, seperti yang dikatakan Thomas Armstrong, strategi pembelajaran multiple intelligences mendorong para guru melakukan inovasi dalam cara mengajarnya. Oleh karena itu, setiap guru dituntut agar lebih kreatif mencari terobosan untuk mengoptimalkan semua jenis kecerdasan yang ada. Sehingga, kreativitas guru menjadi kata kunci untuk memunculkan strategi mengajar multiple intelligences. Sahabat Guru Super, buku ini memuat 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences, artinya ... Anda bisa menjadikan 1001 strategi mengajar multiple intelligences ... Anda pasti bisa, sepanjang Anda kreatif dan pembelajar

Strategi pembelajaran multiple intelligences adalah suatu upaya mencapai kompetensi tertentu dalam pembelajaran dengan cara mengoptimalkan delapan kecerdasan yang dimiliki masing-masing siswa. Strategi pembelajaran multiple intelligences adalah suatu cara mengakses informasi melalui delapan jalur kecerdasan yang ada pada masing-masing siswa, namun untuk mengeluarkannya kembali seluruh kecerdasan bersinergi dalam satu kesatuan yang unik sesuai dengan kebutuhan. Sehingga siswa mampu memecahkan masalah-masalah pembelajaran dengan cara yang menakjubkan.

Strategi pembelajaran multiple intelligences menjadikan siswa sebagai sang juara pada bidang-bidang tertentu sesuai dengan kecerdasan yang menonjol pada dirinya, karena pada dasarnya dalam diri setiap siswa selalu ada satu atau lebih kecerdasan yang menonjol yang dimilikinya. Strategi pembelajaran multiple intelligences mendorong para guru melakukan inovasi dalam cara mengajarnya. Oleh karena itu, setiap guru dituntut agar lebih kreatif mencari terobosan untuk mengoptimalkan semua jenis kecerdasan yang ada. Sebagai strategi pembelajaran, asalkan memiliki prosedural aktivitas yang tertuang dalam lesson plan. Strategi multiple intelligences adalah seperti sebuah konteks yang luas. Apa pun nama strateginya, saya berusaha menamakan sebagai strategi multiple intelligence, contoh, strategi sosio drama (role play) sah-sah saja saya masukkan dalam keluarga besar strategi multiple intelligences. Demikian juga tebak kata, konser, simulasi, dan lain-lain.

Strategi mengajar multiple intelligences juga active learning, menekankan pada pem belajaran siswa aktif. Atas dasar pemikiran di atas, didukung kreativitas guru sangat mungkin buku yang berjudul 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences ada di tangan pembaca dan menjadi penuntun guru mememilih strategi mengajarnya. Melakukan pembelajaran yang menyenangkan adalah satu syarat utama yang harus selalu diupayakan. Tidak ada yang tidak mungkin bila kita mau mencobanya.

Sumber: Kata Pengantar Buku 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences

Pembaca dapat mengakses Buku 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences pada link pdf di bawah ini

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer