95 Strategi Mengajar Multiple
Intelligences: Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa adalah buku keempat Alamsyah Said
setelah buku Sekolah Anak-anak Juara: Sekolah Berbasis Kecerdasan Jamak dan
Pendidikan Berkeadilan yang ditulis bersama pemilik Sekolahnya Manusia,
Munif Chatib. Dan, buku 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences:
Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa adalah buku pertama bagi
Andi Budimanjaya, tentu saja, secara intelektualitas kami bersyukur atas karya
besar ini.
Menulis buku ini membutuhkan energi,
ketekunan, serta kesabaran yang melimpah ruah. Betapa tidak, sebagai konsultan
pengajaran kami membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis buku ini. Tentu
bukan karena kami tidak bisa menulis, tetapi karena kami mengonsultasikan
rencana pengajaran guru (lesson plan) dengan menyarankan penggunaan
strategi seperti isi buku ini ke dalam aktivitas pembelajaran guru, dan ini
kami lakukan sejak 2012 sampai berakhirnya Semester I, 2015.
Buku ini telah melatih level
kesabaran kami, disebabkan buku ini—akibat human error kami— hilang dari file
dan hampir-hampir tak bisa diselamatkan lagi. Namun berkat izin Allah, lewat
pertolongan Bung Komar, buku ini bisa dimunculkan kembali setelah menggunakan software
canggih. Thanks Bung Komar, Anda memang top markotop. Hikmah lain dari kami
menulis buku ini adalah tuntutan out of the box thinking dan kami berhasil
melakukannya, sehingga buku ini dapat selesai. Kami harus memunculkan daya
kreativitas strategi-strategi pengajaran, yang kami klasifikasikan berdasarkan
dominasi multiple intelligences siswa.
Kita tidak menafikan jika selama ini
dominan metode (paling umum) yang digunakan guru saat mengajar adalah ceramah,
selain disuksi dan tanya jawab. Tentu, hal yang digunakan guru tersebut adalah
benar, namun apakah sebagian besar siswa merasa “bahagia dan nyaman” ketika
siswa belajar dengan metode ceramah atau metode itu-itu saja? Marilah kita
flashback kembali, ketika kita mengalami proses belajar di mana sang guru
berceramah dari assalamu’alaikum/selamat pagi sampai wassalamu’alaikum/sampai
ketemu besok, kebanyakan dari kita adalah tidak merespons dengan baik, kita
mungkin menunjukkan dengan bercerita di belakang dengan siswa lain, kita
menulis kalimat tertentu yang sering kali diucapkan guru secara berulang sampai
kita menyimpulkan telah 50x guru itu mengatakan “ya” selama ia mengajar, atau
kita menggambar wajah guru dengan sedikit parodi. Benar-benar terjadi... bahwa
saat guru mengajar (kita sebagai siswa) belum tentu belajar. Ini mengacaukan kita untuk berproses menjadi
pandai.
Dalam penelitian-penelitian
pengajaran terkini, yang dimulai dari Dr. Georgi Lozanov, setelah ia sukses
mengembangkan accelerated learning di Bulgaria, sampai padanannya quantum
learning yang sukses diterapkan di Super Camp oleh Bobbi Deporter. Semua
penelitian pengajaran tersebut telah dipraktikkan di beberapa negara Eropa,
Amerika, dan sebagian Asia. Hasil penelitian yang kami kutip dari Adi W.
Gunawan (2004); bahwa pengajaran guru yang berbasis kerja otak, kekuatan memori,
neuro-linguistic programming, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi,
perasaan, pikiran, metakognisi, gaya belajar, kecenderungan kecerdasan jamak (multiple
intelligences) dan modalitas belajar dan lainnya menjadi basic power untuk
siswa belajar sampai pada tingkatan ... ahaa aku paham. Dalam situasi ini, cara
guru mengajar sama dengan cara siswa belajar menjadikan pelajaran mudah
dimengerti.
Bagi kami, sebagaimana kesimpulan
riset S. Belen, bahwa di dunia ini sebenarnya tidak ada masalah belajar karena
setiap anak dikaruniai potensi otak yang luar biasa yang membuat ia mampu
menjadi manusia brilian. Yang ada justru masalah mengajar. Kekeliruan
menerapkan metode dan teknik mengajar membawa siswa yang potensial menjadi anak
berkemampuan rendah. Sehingga, kami percaya dan yakin seyakin-yakinnya bahwa
metode-metode mengajar yang disukai anak menjadi kunci rahasia ketika anak dan
siswa kita belajar. Harapan kami, buku ini menjadi panduan praktis, pegangan
wajib, manual book, dan obor pengajaran guru untuk membantu anak dan siswa kita
mencapai tingkat kompetensi terbaiknya pada setiap jenjang pendidikannya.
Pada Bab Pertama, kami ingin
menyadarkan kepada para guru dan orangtua mengenai pen- tingnya mengetahui
fungsi kerja otak dan tumbuh kembang otak pada objek didik kita. Sebab pada
dasarnya, sepanjang anak atau siswa kita memiliki otak dalam batok kepalanya
dan sehat secara medis PASTI anak/siswa itu CERDAS. Dalam melakukan aktivitas
pembelajaran, penting jika harus mengetahui jenis kecerdasan terbaiknya sebelum
kita memilih strategi pengajaran. Intinya dalam Bab Pertama adalah tak ada
kecerdasan tanpa otak, siswa bodoh itu mitos, dan mengajarlah dengan cara
masukkan informasi lewat pintu kecerdasan siswa yang “terbuka lebar”.
Di Bab Kedua, sebagaimana pada bab
pertama, bahwa guru dan orangtua yang mengajar siswa dan anaknya dengan cara
masukkan informasi lewat pintu kecerdasan siswa yang “terbuka lebar”, adalah
suatu kesadaran bagi guru untuk memenuhi hakikat filosofis bahwa mengajar
sesuai cara kerja otak adalah suatu pemenuhan hak asasi siswa dalam proses
pendidikan. Sahabat guru... Pengajaran yang disukai siswa adalah rahasia
menjadi Guru Super.
Di Bab Ketiga, kami ingin
mengonfirmasi dan menegaskan bahwa belajar adalah sebuah upaya dan proses untuk
mencapai indikator hasil belajar pada setiap kompetensi. Sejatinya pengajaran
yang menyesuaikan dengan pola kerja otak sesuai gaya belajar siswa adalah
mementingkan usaha yang menyeluruh (the best process), di mana
konsekuensi logis dari usaha menyeluruh dan proses terbaik belajar siswa harus
dinilai secara autentik (penilaian berbasis proses). Proses terbaik sepertinya
akan menghasilkan hasil (produk) terbaik. Dan pada bab ini juga diberikan
contoh praktis dan mudah membuat rubrik penilaian autentik.
Pada Bab Keempat, kami membantu para
guru dan orangtua mengenai strategi mengajar multiple intelligences yang
diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis dominan kecerdasan jamak atau multiple
intelligences. Dalam bab ini juga kami secara lengkap memberi definisi pada
setiap strategi-strategi untuk memudahkan guru dan orangtua memahami konteks
strategi yang akan digunakan. Termasuk prosedur penerapan setiap strategi,
rekomendasi penerapan suatu strategi pada jenjang pengajaran siswa, pendekatan multiple
intelligences serta modalitas belajar terhadap strategi yang digunakan,
contoh rubrik penilaian strategi serta contoh hasil penilaian berbasis proses
(penilaian autentik) siswa pada setiap strategi.
Tentu saja, seperti yang dikatakan
Thomas Armstrong, strategi pembelajaran multiple intelligences mendorong para
guru melakukan inovasi dalam cara mengajarnya. Oleh karena itu, setiap guru
dituntut agar lebih kreatif mencari terobosan untuk mengoptimalkan semua jenis
kecerdasan yang ada. Sehingga, kreativitas guru menjadi kata kunci untuk
memunculkan strategi mengajar multiple intelligences. Sahabat Guru Super, buku
ini memuat 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences, artinya ... Anda bisa
menjadikan 1001 strategi mengajar multiple intelligences ... Anda pasti bisa,
sepanjang Anda kreatif dan pembelajar
Strategi pembelajaran multiple
intelligences adalah suatu upaya mencapai kompetensi tertentu dalam
pembelajaran dengan cara mengoptimalkan delapan kecerdasan yang dimiliki
masing-masing siswa. Strategi pembelajaran multiple intelligences adalah suatu
cara mengakses informasi melalui delapan jalur kecerdasan yang ada pada
masing-masing siswa, namun untuk mengeluarkannya kembali seluruh kecerdasan
bersinergi dalam satu kesatuan yang unik sesuai dengan kebutuhan. Sehingga
siswa mampu memecahkan masalah-masalah pembelajaran dengan cara yang
menakjubkan.
Strategi pembelajaran multiple
intelligences menjadikan siswa sebagai sang juara pada bidang-bidang
tertentu sesuai dengan kecerdasan yang menonjol pada dirinya, karena pada
dasarnya dalam diri setiap siswa selalu ada satu atau lebih kecerdasan yang
menonjol yang dimilikinya. Strategi pembelajaran multiple intelligences
mendorong para guru melakukan inovasi dalam cara mengajarnya. Oleh karena itu,
setiap guru dituntut agar lebih kreatif mencari terobosan untuk mengoptimalkan
semua jenis kecerdasan yang ada. Sebagai strategi pembelajaran, asalkan
memiliki prosedural aktivitas yang tertuang dalam lesson plan. Strategi
multiple intelligences adalah seperti sebuah konteks yang luas. Apa pun nama
strateginya, saya berusaha menamakan sebagai strategi multiple intelligence,
contoh, strategi sosio drama (role play) sah-sah saja saya masukkan
dalam keluarga besar strategi multiple intelligences. Demikian juga tebak
kata, konser, simulasi, dan lain-lain.
Strategi mengajar multiple
intelligences juga active learning, menekankan pada pem belajaran
siswa aktif. Atas dasar pemikiran di atas, didukung kreativitas guru sangat
mungkin buku yang berjudul 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences
ada di tangan pembaca dan menjadi penuntun guru mememilih strategi mengajarnya.
Melakukan pembelajaran yang menyenangkan adalah satu syarat utama yang harus
selalu diupayakan. Tidak ada yang tidak mungkin bila kita mau mencobanya.
Sumber: Kata Pengantar Buku 95
Strategi Mengajar Multiple Intelligences
Pembaca dapat mengakses Buku 95
Strategi Mengajar Multiple Intelligences pada link pdf di bawah ini
0 komentar:
Posting Komentar