Pages

Minggu, 18 Agustus 2019

Kontribusi Islam Terhadap Peradaban Dunia

Sumber gambar: dibalikislam.com


Dunia Barat, khususnya Eropa dan Amerika Serikat, dianggap sebagai pusat kemajuan peradaban dunia. Barat, kini telah menjadi kiblat peradaban dunia. Tak terkecuali di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, di balik kejayaan peradaban Barat sekarang, ada sebuah realitas sejarah yang tidak banyak diketahui masyarakat dunia. Sebuah fakta sejarah yang menyatakan dengan tegas bahwa semua kejayaan peradaban Barat tidak pernah luput dari jasa dan kontribusi besar para ilmuwan Muslim pada abad pertengahan.

Umat Muslim telah lebih dulu mencapai puncak kejayaannya pada abad pertengahan. Pada abad ke-13 M terjadilah invasi kejam bangsa Mongol yang berhasil memorak-porandakan khazanah Islam buah karya para Ilmuwan Muslim terdahulu. Invasi ini dimulai pada tahun 1206, dipimpin oleh Jengis Khan dan anak keturunannya.

Akibatnya, hampir tidak ada satu peradaban Islam pun yang tersisa di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa Timur. Seiring dengan itu, pada tahun 1258, pasukan Mongol kembali mengincar pusat peradaban Islam di Baghdad. Semua bangunan kota dihancurkan berkeping-keping, mushaf Alquran diinjak-injak, masjid dijadikan sebagai kandang kuda, perpustakaan dibakar, dan ribuan buku-buku serta manuskrip tulisan para ulama terdahulu dihanyutkan di sungai Tigris. Kehancuran yang dialami Muslim Baghdad ini dianggap sebagai era kemunduran peradaban Islam di abad pertengahan.

Dan tidak berhenti di situ, bangsa Mongol melanjutkan invasinya ke arah Mesir dan Mediterania. Beruntung, semua dapat dikendalikan oleh pasukan Islam dari Dinasti Mamluk sehingga pasukan Mongol mundur. Seandainya pasukan Islam tidak berhasil menghadapi mereka, maka yang ada kini tidak akan kita temui lagi wilayah-wilayah bersejarah yang menyimpan sejuta peradaban Islam di masanya dulu.

Tidak seperti yang terjadi sekarang, di mana para ilmuwan yang terkenal hampir keseluruhan berasal dari Barat. Dulu, para ilmuwan Muslim seperti al-Biruni, Ibnu Sina, al-Battani, dan lainnya telah terlebih dulu mewarnai dunia ilmu pengetahuan. Mereka banyak menguasai ilmu kedokteran, perbintangan, perhitungan, hadis, fikih, dan masih banyak lagi. Sayangnya, prestasi gemilang tersebut tidak diakui lagi oleh bangsa Barat atau mungkin sengaja mereka tutup-tutupi demi menjaga citra kegemilangan mereka kini.

Transformasi ilmu pengetahuan Islam ke dunia Barat dikemukakan oleh Mehdi Nakosteen, seorang penulis buku Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat: Diskripsi Analisis Abad Keemasan Islam, terbangun melalui dua cara. Pertama, melalui para mahasiswa dan cendekiawan Eropa Barat yang menimba ilmu di sekolah-sekolah tinggi ataupun universitas Islam di Spanyol. Kedua, melalui hasil karya cendekiawan Muslim yang berhasil diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa mereka sendiri.

Ilmu-ilmu yang diajarkan dalam agama Islam bagi umat manusia adalah sebuah harta karun yang sangat menarik dan didambakan oleh semua pihak, tidak terkecuali pihak non-Muslim. Pada tahun 1213 di Eropa berdirilah sebuah universitas pertama mereka yaitu Universitas Paris dan pada akhir abad pertengahan disusullah pendirian 18 universitas lainnya di Eropa. Di universitas-universitas tersebut diajarkan pula ilmu-ilmu dari ilmuwan Islam seperti, ilmu falak, filsafat, kedokteran, yang diadopsi dari universitas Islam.

Pemuda Eropa dahulu memang banyak yang menuntut ilmu di universitas Islam di Spanyol seperti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada, dan Salamanca. Saat belajar, mereka bukan hanya sekadar duduk dan mendengarkan, tetapi mereka juga aktif menerjemahkan buku-buku buah karya para intelektual Muslim. Sepulangnya mereka ke negerinya, mereka pun mendirikan sekolah dan universitas yang sama.

Berkat kerja keras mereka mengadopsi dan menerapkan khazanah keilmuan Islam, akhirnya muncullah tunas-tunas baru sarjana keilmuan Barat yang dibanggakan masyarakat Eropa.

Sumber: kompasiana.com

Untuk mengulas lebih dalam pembahasan di atas, pembaca bisa mendownload buku Sumbangan Keilmuan Islam terhadap Dunia versi luring/ offline pdf pada link di bawah ini

0 komentar:

Posting Komentar

Senata.ID -Strong Legacy, Bright Future

Senata.ID - Hidup Bermanfaat itu Indah - Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat & sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian -Pramoedya Ananta Toer